Pertemuan Intelektual Indonesia dengan Presiden Israel Dinilai Meninggalkan Kisruh

Jumat, 02 Agustus 2024 – 17:55 WIB
Pertemuan intelektual Indonesia dengan Presiden Israel. Foto: dok. aktivis pembela Palestina

jpnn.com, JAKARTA - Jaringan Muda Untuk Demokrasi (Jarum Demokrasi) menyatakan pertemuan oknum aktivis dan intelektual Indonesia dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, belum lama ini merupakan pukulan telak bagi diplomasi Indonesia dan sangat mengecewakan masyarakat Indonesia.

Pertemuan yang terdiri dari lima aktivis Nahdlatul Ulama, dua Dosen UPH, satu Tokoh Agama Yahudi, dan satu aktivis internasional itu meninggalkan kisruh di tengah masyarakat.

BACA JUGA: Olimpiade Paris 2024: Israel Tersungkur di Hadapan Jepang

Koordinator Jarum Demokrasi, Tegar menyebutkan bahwa Indonesia dan Palestina memiliki hubungan yang sangat erat, masyarakat Indonesia secara serentak mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam tindakan genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina. 

"Pada saat Israel sedang terpojok karena seluruh dunia mengutuk genosida yang dilakukan terhadap warga Gaza, oknum aktivis yang berasal dari Indonesia justru berfoto bersama dengan Presiden Israel," kata Tegar dalam keterangannya, Jumat (2/8).

BACA JUGA: Starlink Tersambung di RS Gaza, Elon Musk Apresiasi Peran Israel

Dia menyebutkan meski pertemuan tersebut diakui dilakukan secara pribadi dan tidak mewakili entitas tertentu, tetapi faktanya dampak dari pertemuan tersebut telah memicu kegaduhan dan mengganggu stabilitas politik Indonesia.

Tegar menilai kegaduhan tersebut sangat tidak produktif dan cenderung dimanfaatkan untuk menutupi agenda-agenda yang penting bagi masyarakat, seperti masalah izin tambang bagi ormas, transisi pemerintahan, dan Pilkada Serentak 2024.

BACA JUGA: Israel Gempur Kamp Pengungsian di Jalur Gaza Sebanyak 63 Kali dan Menewaskan 91 Orang

"Sebagai aktivis demokrasi, kami merasa isu tersebut sengaja dibesar-besarkan untuk menutupi isu izin tambang yang cukup kontroversial, serta agenda politik Pilkada Serentak dan transisi pemerintahan, yang makin bernuansa pragmatis dan elitis," lanjutnya.

Tegar juga menjelaskan masyarakat Indonesia berhati-hati terhadap lobi-lobi Israel. Belakangan ekses negatif yang muncul justru hanya diterima oleh aktivis dan intelektual Indonesia. 

Padahal, telah beredar adanya oknum aktivis internasional yang diduga memfasilitasi pertemuan tersebut yaitu Niruban Balachandran. 

Dia menyebutkan pria asal Amerika Serikat tersebut diduga menjadi sosok penting di balik dialog dan pemahaman antara warga Israel dan Indonesia. 

"Akan tetapi, kami tidak melihat adanya tindakan dari Pemerintah terhadap yang bersangkutan. Tentunya kami tidak ingin isu terkait Israel ini terus menerus dijadikan objek untuk pengalihan isu ke depannya, apalagi oleh orang asing. Pemerintah harus menuntaskan hal ini," tutur Tegar.

Tegar menjelaskan agar kejadian tersebut tidak terulang, pihaknya mendesak Pemerintah Indonesia untuk memastikan agenda-agenda politik nasional tetap berjalan secara transparan pada setiap prosesnya.

"Serta, terus konsisten membela kemerdekaan Palestina dan mengutuk genosida Israel," jelasnya.

Jarum Demokrasi juga mendesak Pemerintah Indonesia melakukan tindakan tegas kepada orang-orang asing yang membuat kegaduhan di Indonesia, demi menjaga marwah dan kedaulatan bangsa.

"Secara khusus pihak Imigrasi untuk melakukan tindakan tegas berupa deportasi atau pencekalan terhadap Niruban Balachandran atau oknum orang asing lainnya yang terkait dengan lobi-lobi Israel demi menjamin pelaksanaan agenda-agenda demokrasi di Indonesia," pungkas Tegar.(mcr8/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Iran Kutuk Keras Tindakan Israel yang Membunuh Petinggi Hamas Ismail Haniyeh


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler