JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengaku kurang puas atas capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun lalu yang mencapai 6,5 persen. Semestinya, perekonomian Indonesia bisa lari lebih kencang, dimana angka produk domestik bruto (PDB) bisa lebih tinggi bila dana APBN mampu berakselerasi belanja lebih baik dibanding dengan pencapaiannya.
"Kita akui, harusnya bisa mencapai lebih dari itu apabila APBN memang memiliki tendangan yang baik. Tendangan yang baik itu kalau belanjanya juga baik, sehingga kita kehilangan 0,1-0,2 dari sisi itu saja. Makanya. ini salah satu yang harus kita perbaiki ke depan," kata Hatta di Jakarta, Senin (6/2).
Menurut dia, Indonesia kehilangan kesempatan untuk mendongkrak pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Paling tidak, jika saja belanja yang dilakukan sehat sangat mungkin mencapai PDB sebesar 6,6 atau 6,7 persen.
"APBN-nya sudah cukup tinggi, Rp 1.400 triliun. Tapi, belanjanya harus kuat, jangan duitnya mangkrak di BI, kalau duitnya tidak berputar ya bagaimana?" tandasnya.
Sementara itu, dari sisi ekspor dan investasi di tahun lalu dinilai sudah cukup optimal. "Maka dari itu ke depannya sisi APBN harus diperbaiki. Bagaimana caranya, nanti kita lihat kondisinya," ujar Hatta.
Pihaknya juga mengharapkan dengan diraihnya predikat investment grade juga bakal tambah kuat. Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin menyampaikan sepanjang 2011, produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 6,5 persen.
"Pertumbuhan ini dilandaskan dengan pertumbuhan yang cukup tinggi dari beberapa sektor ekonomi seperti, peralatan komunikasi yang tumbuh 10,3 persen, hotel dan resort 9,2 persen dan real estate yang tumbuh naik sebesar 6,8 persen," ujar Suryamin, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS.
Nominal PDB untuk 2011, sebesar Rp 7.427,1 triliun yang berbanding jauh dari PDB pada 2010 yang hanya sebesar Rp 2.463,2 triliun. (lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembatasan untuk Kurangi Ketergantungan Impor BBM
Redaktur : Tim Redaksi