Pertunjukan Persona Tentang Cerita Hati dan Gairah Digelar Hari Ini

Senin, 22 Agustus 2022 – 09:39 WIB
Pharel Silaban, penyanyi tenor kebanggaan Indonesia akan menggelar pertunjukan bertajuk “Persona: Cerita Hati dan Gairah” di Usmar Ismail Hall, Jakarta, Senin (22/8/2022) hari ini Pukul 19.00 WIB. Foto: Flyer dari Persona

jpnn.com - Kolaborasi seniman Indonesia lintas genre musik, tari, dan visual yang digagas oleh Pharel Silaban, penyanyi tenor kebanggaan Indonesia akan menggelar pertunjukan bertajuk “Persona: Cerita Hati dan Gairah” di Usmar Ismail Hall, Jakarta, Senin (22/8/2022) hari ini Pukul 19.00 WIB.

Pergelaran ini menawarkan terobosan baru dalam pementasan musik klasik di Indonesia berupa kolaborasi beberapa musisi serta seniman tari dan visual dalam mewujudkan Gesamtkunstwerk, sebuah konsep “Total Work of Art”.

BACA JUGA: Kenalkan Alat Musik Tradisional Sejak Dini, IMU Meluncurkan Aplikasi Game Ini

“Pertunjukan seni ini dikemas dalam estetika kreasi artistik yang padu, mencakup totalitas pengalaman musikal, visual, dan keragawian,” kata Pharel Silaban.

Dalam pertunjukan kolaborasi ini, Pharel menggandeng beberapa koleganya, termasuk pianis kenamaan Edith Widayani, gitaris berprestasi Sandhya Widhi, penyanyi sopran Eveline Permadi, penyanyi bariton senior Harland Hutabarat dan Rainier Revireino, serta penari Irninta Dwitika.

BACA JUGA: Menikmati Senja dan Musik di Prost Fest 2022

“Tampilan visual multimedia serta olah gerak tari akan ditampilkan terpadu sepanjang pementasan sebagai respons atas musik yang dibawakan,” ujar lulusan Royal College of Music London dan Eastman School of Music New York dan telah meraih berbagai prestasi di dalam dan luar negeri ini.

Lebih lanjut, Pharel mengutarakan “Persona: Cerita Hati dan Gairah” disusun dalam dua babak, yaitu (1) Hati dan (2) Gairah.

BACA JUGA: Tampil Perdana di Festival Musik Setelah Kasus Narkoba, Ojan Sisitipsi Bilang Begini

“Babak pertama (Hati) menarasikan perjalanan hidup seorang seniman yang melalui idealisme kreasi artistiknya berusaha mencari kebahagiaan sejati,” jelas Pharel yang melanjutkan studi doktoralnya di University of Kentucky, Amerika Serikat, untuk program studi Vokal tahun ini.

Babak ini mempersembahkan nukilan karya-karya vokal klasik Barat garapan komposer Georg Friedrich Händel, Vincenzo Bellini, Hermann Zilcher, Mátyás Sieber, Fernando Obradors, serta Mochtar Embut.

“Babak kedua (Gairah) menarasikan visi dan harapan seorang seniman dalam meraih kebahagiaan sejati, antara lain, dengan menjaga kobaran api gairah dalam persahabatan dan cinta lestari,” kata dia.

Babak ini mempersembahkan nukilan aria opera terkenal karya Giacomo Puccini, Georges Bizet, dan Gaetano Donizetti.

Kedua babak akan menampilkan kolaborasi berbagai seniman lintas genre yang dikemas dalam tata visual panggung dan dramaturgi arahan Pharel yang turut bertindak sebagai Show Director.

Menurut Pharel, beberapa tokoh musik Indonesia memberikan dukungan (endorsement) adanya pertunjukkan ini yaitu Catharina Leimena (Tokoh vokal klasik Indonesia), Aditya Setiadi (Musikolog dan pegiat budaya) dan Aning Katamsi (Tokoh musik seriosa).

Catharina Leimena menyambut baik inisiatif pertunjukan yang diinisiasi para musisi dan seniman muda dalam konser “Persona: Cerita Hati dan Gairah”.

“Dengan mengemas pertunjukan musik klasik eksperimental seperti ini, saya berharap ranah pertunjukan musik klasik dapat lebih memiliki warna ‘kekinian’ dan disambut oleh masyarakat yang lebih beragam. Saya percaya pertunjukan ini akan membuat simbiosis yang lebih baik dan cair antara seni dan masyarakat, khususnya di Jakarta,” ujar Catharina.

Penasihat Panitia Aldentua Siringoringo  juga menyambut baik pertunjukkan yang digagas oleh Pharel Silaban.

“Dulu memang pecinta lagu klasik dan seriosa banyak. Bahkan, ada lomba khusus keroncong dan seriosa yang sangat diminati. Namun kehadiran musik seriosa ini memudar seiring datangnya genre dangdut, pop, dan lain lain yang menguasai dunia musik,” ujar Aldentua Siringo-ringo yang juga seorang advokat senior ini.

Hal ini terjadi, menurut Aldentua, karena musik seriosa klasik ini kesannya mengawang-awang atau jauh dari masyarakat. Ditambah lagi tidak ada upaya mendekatkan.

“Pertunjukkan ini merupakan inovasi dan kreasi bagaimana mendekatkan lagu seriosa ini yang dapat bercerita kepada masyarakat Indonesia. Melalui pertunjukkan ini kita akan menikmati sebuah kolaborasi inovatif sehingga membuat seriosa itu tidak harus serius atau jauh, tapi dapat lebih dekat kepada masyarakat,” tegas Aldentua.(fri/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler