Perubahan Pembangunan Desa Terobosan Positif Jokowi-JK

Sabtu, 14 Oktober 2017 – 13:15 WIB
Presiden Jokowi menyalami warga. Foto: Ifransyah/dok.JPNN.com

jpnn.com, PADANG - Panitia Rembuk Nasional 2017 bekerja sama dengan Universitas Andalas menggelar Rembuk Daerah dengan bertema Membangun Desa Berbasis Wisata, Budaya, dan Ekonomi Kreatif di Convention Hall, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Sabtu (14/10).

Ketua Panitia Rembuk Nasional Firdaus Ali mengatakan, konsep pembangunan pada era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla berjalan positif.

BACA JUGA: Sulit Menyaingi Jokowi Meski Setiap Hari Nongol di TV

Pembangunan itu mengacu pada butir Nawacita, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dan memperkuat daerah dan desa.

Kebijakan itu telah membuat pola pembangunan berubah dari top down menjadi bottom up. Menurut dia, hal itu adalah sebuah terobosan yang positif.

BACA JUGA: Fadli Zon: Jokowi Kok Cuma Ucapkan Selamat Ultah ke Jatim?

Firdaus mengatakan, salah satu contohnya adalah program dana desa.

“Dalam tiga tahun pemerintah telah mengalokasikan Rp 120 triliun untuk dana desa. Rp 20,76 triliun pada tahun 2015, Rp 46,9 triliun pada 2016, dan Rp 60 triliun pada 2017,” ungkapnya.

BACA JUGA: Jokowi Minta Kementerian Permudah Ekspor

Program tersebut tidak hanya menjadikan desa sebagai objek pembangunan.

Namun, juga membuat desa menjadi subjek yang turut berperan sebagai pendorong perekonomian Indonesia.

Sementara itu, Ketua Bidang Rembuk 11 Irfan Wahid mengatakan, tema diambil karena membangun Indonesia dari pinggiran dan memperkuat daerah dan desa adalah janji kampanye dan agenda prioritas pemerintahan Jokowi-JK.

Hal itu harus ditelaah sejauh mana pelaksanaanya setelah tiga tahun masa pemerintahan.

Selain itu, sektor pariwisata juga merupakan penyumbang devisa negara terbesar kedua.

Saat ini, pariwisata menjadi salah satu prioritas pembangunan pemerintah.

Menurut Irfan, desa wisata dapat menjadi salah satu jalan untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran, memperkecil kesenjangan, dan membuka lapangan pekerjaan.

Sebab, membangun desa wisata akan membuat desa mandiri dan membuka pintu perekonomian desa ke arah yang lebih baik.

“Di sinilah industri kreatif dan UMKM diperlukan. Kolaborasi semuanya akan membuat puluhan ribu desa seluruh Indonesia menjadi lebih maju,” ujarnya.

Selain menghadirkan para pakar, akademisi, praktisi, dan profesional, rembuk kali ini juga mengundang perwakilan wali nagari dari berbagai wilayah di Sumatera Barat.

Rembuk daerah ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian acara Rembuk Nasional yang diselenggarakan di 16 perguruan tinggi di Indonesia.

Rembuk nasional diadakan dengan tujuan untuk menelaah capaian tiga tahun masa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam berbagai bidang.

Selain itu, juga untuk mengidentifikasi apa saja kekurangan yang harus diperbaiki.

Rembuk juga diharapkan bisa memberi rekomendasi sebagai bahan perbaikan dan percepatan kinerja pemerintah dalam dua tahun ke depan.

Hasil rembuk dari 16 perguruan tinggi ini akan dikompilasi dan disampaikan kepada Jokowi pada acara puncak rembuk nasional yang digelar di Ji Expo, Kemayoran, Jakarta, 23 Oktober mendatang.

Sementara itu, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto berharap forum rembuk nasional ini bisa menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang cerdas untuk perbaikan kinerja pemerintah. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Tantang Siapa yang Mau jadi Presiden Naik ke Panggung


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler