Perusahaan Pengorder Pengamanan Sipil Harus Bertanggung Jawab

Rabu, 20 Juni 2012 – 11:10 WIB

JAKARTA — Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Suardika, menyayangkan konflik yang terjadi di Batam, Kepulauan Riau. Menurutnya, terjadinya bentrok antar kelompok karena perusahaan lebih mengedepankan penggunaan pengamanan sipil.

Seharusnya, kata Pasek, perusahaan menahan diri karena kasus sengketa lahan sudah masuk ke pengadilan. “Kalau sudah masuk masalah hukum, sudah biarkan proses hukum. Kalau menggunakan kelompok pengamanan sipil, resiko konfliknya besar. Kejadian seperti ini mengganggu kenyamanan investasi di Batam” kata Pasek, kepada JPNN, Selasa (19/6) di Jakarta.
      
Dia menegaskan, perusahaan yang paling bertanggung jawa atas kericuhan yang terjadi hingga menewaskan salah seorang dari kelompok yang bentrok. “Kalau tidak diorder, tidak akan terjadi konflik. Ini sangat disayangkan. Jangan gunakan organisasi pengamanan sipil,” katanya.
      
Pasek mengatakan harusnya polisi menertibkan organisasi pengamanan sipil seperti ini. Saat ditanya apakah penggunaan pengamanan sipil itu karena kepercayaan terhadap polisi menurun, Pasek mengatakan bisa saja seperti itu. “Polisi harus berbenah diri,” tegasnya.
      
Karena, menurut dia, polisi selama ini sudah diberi perlengkapan pengamanan, personalia dan segala macam tapi belum bisa maksimal dalam pelaksanaan tugasnya. “Tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik. Pasek juga menyatakan bahwa sengketa lahan di negeri ini akan selalu ada.  Karenanya, kata dia, dalam Undang-undang itu masalah sengketa lahan itu sudah ada diatur. “Termasuk masalah pidananya juga sudah diatur. Cukup banyak pasal yang mengatur itu,” katanya.

Ia menambahkan, potensi konflik lahan di negeri ini masih sangat tinggi. “Apalagi ketika perekonomian semakin naik,” kata bekas Anggota Komisi II DPR itu.
      
Seperti diketahui, kerusuhan dipicu sengketa lahan seluas 3,5 hektare di kawasan Batumerah, Batuampar, Batam. Dua kelompok massa bertikai berasal dari dua kelompok yang terindikasi suruhan dua perusahaan. Akibat bentrokan itu, jatuh 11 korban terdiri dari satu meninggal, delapan luka ringan, dan dua luka berat dan 28 orang sudah diamankan untuk dimintai keterangannya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaga Titik Rawan, TNI Polri Turunkan 800 Personil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler