jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok yang mendukung hilirisasi serta melakukan transfer teknologi dalam investasinya di Indonesia.
Luhut menyampaikan apresiasi itu dalam Peluncuran Laporan Kegiatan Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility/CSR) perusahaan-perusahaan Tiongkok di Indonesia di Jakarta, Jumat (28/10). Acara itu juga dihadiri Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk RI Lu Kang.
BACA JUGA: Luhut Binsar: Persiapan KTT G20 Sudah 95 Persen
"Dulu kita bertumpu pada komoditas, orang lupa bahwa hilirisasi itu punya dampak yang luas. Kalau kita lihat, Freeport 50 tahun di sini tidak pernah melakukan hilirisasi, perusahaan-perusahaan Tiongkok itu masuk dengan hilirisasi, dengan teknologi yang juga sangat baik dan transfer teknologi," kata Luhut.
Dia mengaku tidak pernah membayangkan Tiongkok memiliki teknologi yang bagus dan memiliki efisiensi tinggi serta spirit yang luar biasa. "Dan yang paling penting, mereka mau share teknologi dan mendidik anak-anak kita untuk memahami teknologi mereka," ungkapnya.
BACA JUGA: Luhut Binsar: Tony Blair Menawarkan Diri Promosikan IKN
Meski demikian, Luhut mengakui bahwa pada lima tahun pertama realisasi investasi Tiongkok, ada banyak ahli dan pekerja China yang datang ke Indonesia. Namun, lanjut Luhut, hal itu terjadi lantaran memang Indonesia tidak memiliki ahli yang mumpuni untuk mengoperasikan pabrik atau mesin asal investor Tiongkok.
"Saya dikritik banyak mengenai ini (tenaga kerja China), tetapi memang kita tidak punya," katanya.
BACA JUGA: Orang Penting Ini Temui Jokowi di Istana, Luhut Sebut Peluang Investasi Asing di IKN Besar
Luhut yang juga koordinator kerja sama Indonesia dan China itu mengatakan dalam tiga tahun terakhir, makin banyak putra-putri Indonesia yang bekerja di perusahaan Tiongkok.
"Sekarang, tiga tahun ini, makin banyak anak-anak Indonesia yang dulu no body sekarang menjadi salah satu operator di sana. Hal ini tanpa kita sadar pendidikan di Indonesia timur berkembang dengan baik karena mereka harus meningkatkan kualitas untuk bisa kerja di pabrik itu," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi