jpnn.com, SIDOARJO - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan Bupati Ahmad Muhdlor Ali untuk menjaga iklim dunia usaha di Kabupaten Sidoarjo agar tetap kondusif.
"Saya mendapatkan laporan dari Pak Hudiyono saat menjadi penjabat bupati yang mengatakan, jika ada ada sekian perusahaan yang relokasi di wilayah Jatim dan juga sebagian ke Jawa Tengah," ujar dia usai pelaksanaan serah terima jabatan Bupati Sidoarjo di Kantor DPRD Kabupaten Sidoarjo, Senin (1/3).
BACA JUGA: PUPR Targetkan Empat Bendungan di Jatim Rampung Tahun Ini
Dia meminta, bupati dan wakil bupati yang baru sertijab untuk berkomunikasi dengan pengusaha, sehingga pemutusan hubungan kerja bisa dihindari.
"Ayo dikomunikasikan dan datang ke pengusaha supaya jangan ada PHK. Karena tugas bupati dan wakil bupati untuk menjalin komunkasi dengan pengusaha mengingat sektor industrialisasi menyumbang PDRB sebanyak 31 persen dan terbanyak berada di Sidoarjo," kata Khofifah.
BACA JUGA: Daftar Wilayah Jatim yang Bakal Diguyur Hujan Lebat dan Angin Kencang Tiga Hari ke Depan
Menurut mantan Mensos itu, pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor usaha. Oleh karena itu, dia menyampaikan, agar pemda bisa meyakinkan pemilik modal asing untuk berinvestasi di Sidoarjo.
"Harus ada formulasi supaya pengusaha tetap berbisnis di Sidoarjo dan juga pekerja buruh tetap mendapatkan upah yang layak," jelas dia.
Menanggapi hal itu Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan akan mempermudah proses perizinan kepada pengusaha supaya tetap bertahan di Sidoarjo.
"Selain itu, Sidoarjo dekat dengan episentrum yakni Kota Surabaya dan juga Bandara Internasional Juanda yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya," kata dia.
Dia juga mengatakan, akan melakukan pendekatan komunikatif dengan dunia usaha dalam forum informal kekeluargaan.
"Selain itu, program perkuat UMKM penting Sidoarjo didorong lebih maju lagi karena kalau ngomong masalah investasi sudah lewat," ujarnya.
Sementara itu, Ketua SPSI Jawa Timur Ahmad Fauzi berharap supaya tidak ada relokasi usaha keluar Jawa Timur.
"Masih ada jalan lain di antaranya relokasi ke wilayah Nganjuk, Magetan atau Pacitan karena nilai UMK tidak setinggi di ring satu," ujar Fauzi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia