jpnn.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali memberikan Pesan Kebangsaan dengan tema "Membangun Mental Konsistensi dan Produktivitas Generasi Milenial" kepada mahasiswa Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) secara virtual, Rabu (21/9)/2022 siang.
Menpora Amali mengapresiasi UICI karena menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang menjadi kampus digital.
BACA JUGA: Intip Kegiatan Arema FC Selama Jeda Liga 1 2022/2023
“Saya menyambut baik, saya apresiasi atas prakarsa dari kegiatan ini. Panitia luar biasa, Anda sudah menyiapkan satu kegiatan yang dahulu mungkin tidak pernah dilakukan."
"Namun, sekarang kami bisa hadir secara live, secara digital, dan saya kira ini adalah kampus pertama yang mempelopori bagaimana menjadi kampus digital,” ujar Menpora Amali.
BACA JUGA: Sisi Positif Jeda Liga 1 2022/23 versi PSIS Semarang
Menurut Menpora Amali, hal tersebut sudah seharusnya dilakukan, terlebih tuntutan ke depan yang membuat semua orang tidak bisa menghindar dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Ini memang tuntutan ke depan, kita tidak bisa lagi lari atau menghindar dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagaimana membangun mental, konsisten dan produktivitas generasi milenial,” ujarnya.
BACA JUGA: Curacao Krisis Pemain, Timnas Indonesia Punya Kans Curi Kemenangan
Dalam kesempatan ini pula, Menpora Amali mengingatkan mahasiswa dan pemuda Indonesia agar bisa memanfaatkan bonus demografi.
Pasalnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami bonus demografi, di mana usia-usia pemuda atau usia produktif lebih banyak.
Dia berharap, bonus demografoi tersebut dapat menjadi manfaat bagi bangsa Indonesia, bukan malah menjadi mudarat.
Pasalnya, ada banyak contoh negara-negara yang berhasil dalam manfaatkan bonus demografi, tetapi ada juga contoh negara yang gagal memanfaatkan bonus demografi.
“Kalau kita bisa memanfaatkan bonus demografi maka itu akan bermanfaat buat bangsa dan negara ini, tetapi kalau kita tidak bisa manfaatkan itu maka bonus demografinya akan menjadi mudarat buat negara kita dan sudah ada contoh yang tidak bisa mermanfaatkan itu,” jelasnya.
Negara yang berhasil mengelola bonus demografi antara lain Jepang dan Korea, sementara negara yang gagal memanfaatkan bonus demografi seperti Afrika Selatan dan Brasil.
Karena itu, menurut Menpora Amali, peran perguruan tinggi dan institusi pendidikan sangat penting dalam agar bonus demografi ini bisa dimanfaatkan.
“Kalau kita lihat bahwa bonus demografi ini harus dikelola dengan baik maka di situ peran perguruan tinggi sangat menentukan."
"Sebab, mereka yang produktif itu rata-rata berada di sekolah atau di perguruan tinggi. Kalau tidak, seperti yang saya sampaikan tadi. yang akan menjadi mudarat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Menpora Amali menyebut negara-negara yang berhasil memanfaatkan bonus demografi sudah menikmati hasilnya antara lain meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB), meningkatkan pendapatan perkapita, tingkat pendidikannya tinggi. dan juga tingkat kesehatan masyarakatnya tinggi.
“Memang pemerintah berkonsentrasi mengalokasikan sumber dayanya untuk mengelola bonus demografi, terutama memberi dukungan yang luar biasa kepada sekolah-sekolah, kepada perguruan tinggi, sehingga mahasiswa, lulusan perguruan tinggi menjadi produktif.
"Sebab, benar-benar apa yang ada sesuai dengan kebutuhan dengan pasar, tenaga kerja sesuai dengan dunia industri, dan kesehatan dari masyarakat itu juga menjadi lebih baik,” paparnya.
Sementara itu, negara yang gagal memanfatkan bonus demografi maka hasil yang didapatkan sebaliknya, di mana tingkat kesehatan di negara tersebut tidak baik, pendidikannya tidak terlalu tinggi, dan alokasi dari sumber daya yang ada lebih banyak disalurkan untuk social safety net atau bantuan untuk masyarakat miskin.
“Sehingga alokasi untuk pendidikan atau lokasi untuk kesehatan itu menjadi berkurang,” ujarnya.(dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Daftar 14 Pemain Timnas Futsal Indonesia untuk Piala Asia 2022
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib