jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta Odang (OSO) mengapresiasi buku karya Wakil Ketua DPD Ahmad Muqowam berjudul “Membangun atau Merusak Desa” yang diluncurkan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (30/9).
"Judul buku ini bikin gereget. Kalau merusak jangan, kalau membangun harus, tetapi harus dipikirkan bagaimana cara membangunnya,” kata OSO saat menyampaikan sambutan pada saat peluncuran buku tersebut.
BACA JUGA: Apdesi Akan Memberi Gelar Bapak Pembangunan Desa ke Jokowi
OSO pun mengingatkan harus bangga karena pernah lahir dan besar di desa. Bahkan, dia menegaskan sebagian besar orang yang ada di Jakarta atau di mana pun lahir dan besar di desa.
“Mau enggak ngaku dari desa? Desa merupakan lingkungan yang sangat demokratis. Lihatlah saat pemilihan kepala desa, semua warga berpartisipasi memilih pemimpinnya,” ungkap Senator kelahiran Desa Sukadana, Kecamatan Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat, 18 Agustus 1950 itu.
OSO menegaskan bahwa kalau desa sudah maju, maka akan meningkatkan perkembangan daerah, yang berdampak pada pembangunan nasional. “Kualitas pembangunan nasional ditentukan pembangunan desa,” ungkap wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu.
Terkait buku yang diluncurkan, OSO mengapresiasi Muqowam yang dianggapnya berhasil dalam memberikan catatan kritis terhadap dinamika pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Dia menyatakan, desa merupakan bagian integral masyarakat dan bangsa. “Kalau gedung Istana Negara dan gedung parlemen dipandang sebagai garis depan politik, maka desa adalah garis depan pemerintah. Oleh karena itu, sebagai garis depan maka desa harus diperkuat,” paparnya.
Tidak lupa, OSO yang memiliki selera humor tinggi itu mengeluarkan candaannya untuk Muqowam. Menurut OSO, Muqowam ini sudah cocok menjadi menteri desa dan pembangunan daerah tertinggal.
“Bagaimana tidak, Muqowam adalah anak desa, lahir di desa, dan tahu betul kehidupan desa, walau hari ini dia banyak mengabdi di pusat mewakili daerah sebagai wakil ketua DPD,” katanya.
Dia menilai wajar Muqowam sangat memahami desa. Muqawwam pernah menjadi ketua Panitia Khusus RUU Desa saat menjabat anggota DPR 2009-2014. RUU itulah yang kemudian disahkan menjadi UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. “Jadi, wajar kalau Muqawwam pahami detail seluk beluk kedalaman dan UU Desa,” ujarnya.
OSO memahami, wajar pula kalau Muqowam sebagai seorang senator memiliki kerisauan luar biasa atas implementasi UU Desa yang dianggapnya cenderung melenceng dari semangat aturan itu dilahirkan. “Itu bagian dari pertanggungjawaban moral politik, dan pribadinya sebagai wakil rakyat,” ujarnya.
Sekali lagi, OSO mengapresiasi buku yang ditulis senator dari Jawa Tengah itu. Dia berharap buku ini bisa menjadi salah satu perspektif atau sudut pandang bermanfaat bagi pemangku kebijakan, terutama pemerintahan Presiden Joko Widodo di periode keduanya nanti.(boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy