Pesan Penting dari Bamsoet untuk Anggota BEM, Singgung Konsep Nawacita

Jumat, 02 Oktober 2020 – 13:46 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada Bakornas Fokusmaker dan Anggota BEM di Jakarta, Kamis (1/10). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyampaikan pesan mengenai empat alasan penting mengapa generasi muda perlu merawat kebinekaan.

Pesan ini disampaikan Bamsoet saat mengisi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada Badan Koordinasi Nasional Forum Komunikasi Mahasiswa Kekaryaan (Bakornas Fokusmaker) dan Anggota BEM dari lima Universitas di Jakarta Kamis (1/10).

BACA JUGA: Launching Obras Senator, Bamsoet Ingin DPD Memainkan Peran Pentingnya

"Pertama, karena keberagaman adalah fitrah kebangsaan yang tidak dapat diingkari dan pungkiri," kata Bamsoet dalam forum yang berlangsung secara daring itu.

Dia mengatakan bahwa sejak bangsa Indonesia mendeklarasikan diri sebagai sebuah negara yang hidup dalam kemajemukan budaya, suku, ras, dan agama, sejak saat itulah konsep kebinekaan telah menyatukan semuanya dalam satu ikatan kebangsaan.

BACA JUGA: Presiden Donald Trump dan Istri Positif Covid-19

Alasan kedua, karena sesungguhnya perbedaan adalah sesuatu yang alamiah dan telah menjadi ketentuan ilahi.

"Allah menciptakan kita beraneka ragam. Bahkan bila berani jujur pada diri sendiri, dalam satu golongan yang sama pun, masih dapat kita temukan adanya perbedaan," lanjut ketua ke-20 DPR itu.

BACA JUGA: Donald Trump Positif Kena COVID-19, Inikah Cewek yang Menularkannya?

Wakil ketua umum Depinas SOKSI ini menyebut alasan ketiga perlunya menjaga kebinekaan adalah karena ancaman terhadap nilai-nilai kebinekaan itu sendiri sangat nyata.

Dalam perjalanan sebagai sebuah bangsa, sikap intoleransi terhadap keberagaman selalu mewarnai kehidupan kebangsaan. Misalnya pada saat berlangsungnya kontestasi politik yang terkadang memanfaatkan politik identitas sebagai alat perjuangan.

Sebagai gambaran, kata Bamsoet, dalam kurun waktu 2014 - 2019, SETARA Institute mencatat terjadinya 846 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama atau rata-rata 14 kejadian setiap bulannya.

"Ini adalah gambaran nyata bahwa penghormatan terhadap kebinekaan belum sepenuhnya dapat diwujudkan," lanjut legislator Partai Golkar ini.

Alasan terakhir menurut kepala Badan Bela Negara FKPPI ini, dengan kemajemukan dan kondisi geografis serta kekayaan sumber daya alamnya menempatkan Indonesia sebagai 'center of gravity' komunitas global.

Hal ini menjadikan bangsa Indonesia rapuh terhadap pengaruh dan infiltrasi asing. Maka penghormatan terhadap nilai kebinekaan dalam bingkai NKRI menjadi syarat mutlak demi menjaga kedaulatan sebagai sebuah bangsa.

Bamsoet menilai bahwa gagasan Nawacita yang menjadi pondasi perjuangan Presiden Joko Widodo sejak memimpin Indonesia pada tahun 2014, pada hakikatnya merupakan konsep jawaban atas problematika kebangsaan yang selama ini dihadapi, salah satunya terkait merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.

"Gagasan Nawacita sendiri merupakan penjabaran dari Trisakti yang diambil dari buah pikiran Bung Karno, yaitu berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," jelas Bamsoet.

Wakil ketua umum Pemuda Pancasila ini menjelaskan, upaya merawat kebinekaan sangat jelas terlihat dari berbagai butir dalam Nawa Cita. Antara lain, menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.

Kemudian membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Melakukan revolusi karakter bangsa, serta memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Selaras dengan hal tersebut, MPR RI senantiasa konsisten melaksanakan pembangunan karakter bangsa melalui pemasyarakatan Empat Pilar MPR RI kepada seluruh elemen masyarakat.

"Empat Pilar MPR adalah Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional, NKRI sebagai konsensus kebangsaan serta Bhinneka Tunggal Ika menjadi semangat pemersatu dalam kemajemukan bangsa," tambah Bamsoet.

Sosialisasi Empat Pilar MPR itu diikuti Sekjen Bakornas Fokusmaker Azka Aufary Ramli, Ketua Presidium Mahasiswa Universitas Trisakti Dino Ardiansyah, Ketua BEM Universitas Krisnadwipayana Dwiki Hendra Saputra, Ketua BEM Universitas MH Thamrin AKA Geys Amar, dan Ketua BEM Universitas Muhammadiyah Ronaldo Zulfikar.(jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler