jpnn.com, YOGYAKARTA - Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah Nahdlatul Utama Yogyakarta KH Ahmad Zuhdi Muhdlor menyampaikan pesan penting untuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) soal radikalisme yang dikaitkan dengan pesantren.
Sebelumnya, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya menemukan pondok pesantren yang diduga terafiliasi dengan jaringan teroris.
BACA JUGA: Ada Ledakan di Rumah Dekat Pesantren, Azka Langsung Dievakuasi
Pernyataan Komjen Boy disampaikan saat rapat kerja bersama Komisi III DPR beberapa waktu lalu.
Tanpa menjelaskan lebih mendetail, Boy menyebutkan ada 11 pondok pesantren yang terafiliasi Jamaah Anshorir Khalifah, 68 terafiliasi Jamaah Islamiyah, dan 119 terafiliasi Anshorut Daulah atau simpatisan ISIS.
BACA JUGA: Berperan Sebagai Teroris, Iwa K Rela Melakukan Ini, Totalitas Banget
Kiai Zuhdi menanggapi pernyataan Komjen Boy tersebut dan berharap pernyataan BNPT soal temuan itu tidak disampaikan dengan menyamaratakan lembaga pondok pesantren di tanah air.
"BNPT jangan gebyah uyah (menyamaratakan) karena pesantren di Indonesia jumlahnya ribuan. Kalau toh ada yang terindikasi sebagai bagian jaringan teroris sebetulnya itu sangat kecil," kata Kiai Zuhdi.
BACA JUGA: Detik-Detik Bobby Nasution Tangkap Tangan Pegawai Dishub Pelaku Pungli
Namun demikian, Kiai Zuhdi menegaskan pihaknya sepakat bahwa semua potensi terorisme perlu diantisipasi dibarengi upaya preventif maupun kuratif secara bijak.
Dia memastikan pondok pesantren yang berada di bawah naungan NU jauh dari gerakan-gerakan terorisme karena setiap pengajaran materi agama selalu diberi bobot ahklak atau tasawuf.
Pengajaran agama di ponpes juga disajikan dengan sistematik sesuai dengan tingkat pemahaman anak secara berjenjang dan tidak meloncat-loncat.
"Tujuannya agar santri akan memperoleh pemahaman agama lebih komprehensif, tidak parsial," jelasnya.
Karena itu, Kiai Zuhdi menyarankan masyarakat cermat memilih pesantren untuk putra-putrinya dengan merunut mata rantai keilmuan yang diajarkan di pesantren tersebut.
"Cari pesantren yang 'sanad' keilmuannya dan kiainya jelas, jangan mudah memasukkan anaknya ke pesantren karena melihat bangunan yang megah, karena kalau tidak hati-hati bisa-bisa orang tua kecewa, pulang dari pesantren malah mengkafir-kafirkan orang tua," beber Kiai Zuhdi. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi