jpnn.com, JAKARTA - Wakasatgas Nusantara Polri Brigjen Fadil Imran mengatakan, ada banyak tantangan yang harus dihadapi untuk menciptakan pembangunan bangsa dan kepemimpinan pemuda.
Dia menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam seminar nasional bertajuk Pemuda untuk Pembangunan Bangsa: Tantangan Sumber Daya Dan Kepemimpinan Pemuda di Gedung Joeang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/10).
BACA JUGA: Polri Larang Demo jelang Pelantikan Presiden-Wapres untuk Waspadai Penumpang Gelap
Dalam acara yang dihelat Gerakan BEM Jakarta itu, Fadil menyebut Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang mencapai ratusan juta.
Untuk mencapai Indonesia emas pada 2045, menurut Fadil, pertumbuhan ekonomi dan keamanan nasional juga menjadi tolak ukur akan masa depan sebuah bangsa.
"Dalam teori, pertumbuhan keamanan menjadi tolak ukur karena ada kejahatan narkoba, terorisme, kejahatan perbankan. Ini menurut saya juta menjadi tantangan kepemimpinan," ujar Fadil.
Menurut Fadil, kepemimpinan pemuda tak lepas dari generasi milenial. Generasi ini menjadi generasi penerus dan aset bangsa untuk menciptakan demokrasi dan peradaban bangsa yang maju.
Kendati demikian, kata Fadil, semua elemen bangsa harus berkolaborasi sehingga Indonesia emas pada 2045 semakin terbuka lebar.
"Ruang menuju era emas tahun 2045 itu sangat terbuka. Orang akan takut sama Indonsaia karena demokrasinya maju dan peradabannya maju. Mari kita berkolaborasi sesama elemen bangsa," katanya.
Sementara itu, politikus PDIP Maruarar Sirait berbicara kepemimpinan miritokrasi.
Dia mengajak generasi muda memiliki pilihan terhadap sosok pemimpin miritokrasi.
Ciri-ciri pemimpin miritokrasi sendiri di antaranya adalah berintegritas, bijak, dan idealis.
"Calon bukan dari keluarga darah biru agar masa depan menjadi harapan bersama. Itu harus ditanamkan di Indonesia. Tidak mudah menjaga idealisme di tengah kebutuhan ekonomi keluarga," ucap Maruarar.
Adapun anggota DPR Ahmad Doli Kurnia berbicara persoalan era disrupsi yang menjadi dampak negatif kepada generasi muda.
Menurut Doli, era disrupsi ini harus dicermati secara saksama. Sebab, perubahan era ini memberikan dampak negatif kepada tata kehidupan mendasar berbangsa dan bernegara.
Hal lain yang terdampak dari era distrupsi tersebut, menurut Doli, juga masuk pada agama dan kepercayaan.
Doli mencotohkan maraknya sel-sel dan kolompok-kolompok terorisme, yang selama ini disandangkan kepada agama Islam. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil