SP Pertamina Diminta Tidak Mengulangi Aksi yang Dapat Mengancam Kepentingan Masyarakat

Senin, 24 Januari 2022 – 20:10 WIB
Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) yang sempat berencana melaksanakan aksi mogok kerja. Foto: tangkapan layar surat FSBB

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Gunawan Benjamin mengimbau Serikat Pekerja (SP) Pertamina tidak mengulangi aksi yang berpotensi mengancam kepentingan masyarakat, seperti mogok kerja beberapa waktu lalu.

Gunawan menyarankan agar mereka bisa menggunakan cara-cara yang lebih arif dalam menyuarakan aspirasinya, mengingat Pertamina memiliki peran penting terhadap pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat.

BACA JUGA: Siapkan Kain Kafan Hingga Makam, Dorce Gamalama: Mandikan Saya Dengan Pakaian Perempuan

"Jangan sampai ada lagi ancaman-ancaman mogok kerja serupa di masa yang akan datang. Saya berharap ada cara-cara yang lebih cerdas dan lebih baik dalam usaha membangun posisi tawar," kata Gunawan, Senin (24/1).

Pasalnya, masyarakat akan menjadi pihak yang paling dirugikan jika aksi mogok kerja tersebut benar-benar terjadi.

BACA JUGA: PTPN Group Gelar Pasar Minyak Murah, Menteri BUMN: Ini Sesuai Arahan Presiden

Aktivitas masyarakat akan terganggu dan bahkan bisa terhenti akibat mogok kerja tersebut, hingga akhirnya malah menimbulkan kecaman terhadap Serikat Pekerja Pertamina.

"Bisa jadi bumerang buat Serikat Pekerja Pertamina itu sendiri, karena akhirnya dibenci banyak orang akibat aksinya yang malah merugikan masyarakat," ujar Gunawan.

BACA JUGA: Ungkap Alasan Jadi Playboy, Vicky Prasetyo Bersumpah Akan Permainkan Hati Wanita?

Semua orang, sambung Gunawan, tahu bahwa para pekerja Pertamina memiliki kekuatan yang bisa mengontrol distribusi kebutuhan BBM nasional.

Namun, dia berpesan agar Serikat Pekerja Pertamina tidak menggunakan kemampuan tersebut hanya demi memenuhi kepentingan pribadi atau golongan.

Gunawan mengaku menghargai aspirasi dari Serikat Pekerja Pertamina yang ingin mendapatkan kenaikan gaji.

Namun dia menentang jika usaha untuk mencapainya menggunakan cara pintas yang mengabaikan kepentingan masyarakat dan bisa menimbulkan gejolak kepanikan.

"Yang saya khawatirkan kemarin adalah terjadinya panic buying akibat masyarakat sudah mendengar adanya ancaman mogok tersebut, yang berpotensi mengganggu pasokan BBM. Seharusnya para pekerjanya sadar untuk lebih mendahulukan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan," kata Gunawan.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler