#PesepakbolaBersatu Tolak Terminasi Kontrak Klub yang Disarankan PT LI

Selasa, 19 Mei 2015 – 18:46 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pesepak bola profesional yang tergabung dalam APPI akhirnya menyampaikan secara resmi sikapnya. Bambang Pamungkas dkk kembali menggunakan hastag #PesepakbolaBersatu.

Pernyataan sikap #PesepakbolaBersatu yang tergabung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) untuk menolak Surat Edaran PT Liga Indonesia (LI) yang menyatakan berhenti dan selesainya ISL 2015.

BACA JUGA: Tim Transisi Siapkan Piala Kemerdekaan

APPI siap mem-back up dan membantu proses gugatan dari pemain terhadap klub yang secara sepihak telah mengambil keputusan. Bukan hanya terkait hak gaji, tapi juga terkait kebebasan pemain yang telah diputus kontraknya berpindah klub.

Memang, sebelumnya PT LI menyatakan melarang pemain pindah klub, meski sudah terjadi pemutusan kontrak. Jika pemain masih ngotot pindah klub setelah diputus kontraknya, maka PT LI mengancam tidak akan mengesahkan kepindahan pemain bersangkutan.  (dkk/jpnn)

BACA JUGA: Gara-gara City, MU dan Liverpool, Chelsea Terlalu Cepat Juara

 

Berikut pernyataan #PesepakbolaBersatu:

BACA JUGA: Mau Gelar Pramusim, PT LI Diminta Koordinasi dengan Tim Transisi

Kami, #PesepakbolaBersatu yang tergabung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menyatakan sikap setelah PT LI memberikan keputusan tentang berhenti dan selesainya ISL 2015,

1. Bahwa kami pesepak bola yang tergabung di APPI keberatan terhadap pemutusan kontrak sepihak oleh Klub kepada Pesepakbola karena alasan Force Majeur . Alasan itu merupakan pernyataan sepihak yang tidak memenuhi ketentuan pemutusan kontrak dengan 'just cause' (Standard minimum kontrak FIFA dan kontrak pesepakbola dengan klub. Itu merupakan tindakan sewenang-wenang yang sangat merugikan pesepak bola;

2. Kami menghimbau kepada para pesepak bola yang menerima pemutusan kontrak dengan alasan Force Majeur agar menyelesaikan kontrak tersebut harus melalui kesepakatan bersama yang tidak merugikan pesepakbola. Mengacu pada perjanjian kontrak awal sebelum keadaan yang dianggap Force Majeur diumumkan oleh klub kepada pesepak bola. Itu nilai Down Payment (DP) dan sisa nilai kontrak yang sudah ditentukan tiap bulannya dari awal dimulainya kontrak sampai dengan bulan pemutusan kontrak ditambah kompensasi terhadap bulan-bulan berikutnya sesuai kesepakatan pesepakbola dengan manajemen klub.

3. Bahwa atas dasar point ke 2 diatas kami menghimbau pemain dan anggota APPI untuk menolak penyelesaian kontrak apabila perhitungan pembayaran atas rekomendasi dari PT.LI kepada klub diterapkan kepada pesepak bola sebagai jalan keluar pemutusan kontrak sepihak yang membagi seluruh nilai kontrak dalam 12 bulan dan hanya akan membayarkan 25 persen atau 4 bulan. Sehingga, arahan PT Liga Indonesia yang menyatakan apabila pesepakbola sudah mendapatkan down payment ditambah sisa nilai kontrak 4 bulan, maka pesepak bola diminta untuk mengembalikan yang dianggap lebih bayar oleh klub. Keputusan itu tidaklah dapat diterima karena jelas merugikan pesepakbola.

4. Bahwa terhadap segala pemutusan kontrak pesepakbola, maka Kami juga menghimbau kepada seluruh anggota kami untuk menolak usulan PT LI yang disampaikan kepada klub yang tidak mengizinkan Pesepakbola berpindah klub, oleh karena dalam aturan hukum manapun (hukum perjanjian nasional dan Regulasi FIFA) tidak ada kewajiban pesepakbola untuk tetap tinggal di klub tersebut jika sudah diputus kontraknya. Yang berarti, Hak Pesepakbola untuk bisa menentukan akan bermain di klub manapun.

5. Bahwa APPI akan berusaha menemui PT Liga Indonesia untuk menyatakan keberatan terhadap usulan kebijakan sebagaimana tersebut di atas dan mencari solusi akan hal itu.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Chelsea Sudah Kehilangan Motivasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler