jpnn.com, LIMA PULUH KOTA - Buat pemudik dari Riau ke Sumatera Barat (Sumbar) atau sebaliknya, pulang ke kampung halamannya dijamin tak akan membosankan. Di jaluar tersebut terdapat beragam objek wisata alam. Selain itu, terdapat juga keindahan arsitektur dan konstruksi rumit di belantara hutan, yang bernama Jembatan Kelok Sembilan.
Jembatan yang terletak di Kabupaten Limo Puluah Kota, Sumbar ini merupakan panorama alam hutan Bukit Barisan. Jembatan itu memiliki lebar 13,5 meter, sehingga sangat luas bagi kendaraan yang melewatinya.
BACA JUGA: Please, Kalau Bisa Hindari Puncak Arus Balik
Soal keamanan mudik juha tak perlu risau. Tahun ini, pemerintah menyiapkan salah satu poskonya di sekitar Jembatan Kelok Sembilan. Pokso itu juga disediakan alat berat berupa dump truck, excavator, dan peralatan lainnya untuk mengantisipasi bencana.
"Kami juga sediakan posko siaga di Kelok Sembilan untuk memastikan jalur Padang-Pekanbaru lancar selama mudik Lebaran," kata Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) III, Syaiful Anwar melalui keterangan yang diterima JawaPos.com, Rabu (28/6).
BACA JUGA: Asyik... Kemenhub Sediakan Angkutan Motor Gratis untuk Arus Balik
Jalan sepanjang 205 kilometer ruas Padang-Bukittinggi-batas Riau dalam kondisi bagus. "Bahkan, kerusakan jalan akibat banjir dan longsor di Pangkalan awal Maret lalu, yang sempat menyebabkan akses Sumbar-Riau terputus, jalannya kini telah mulus," jelas Syaiful.
Di sisi jembatan kata dia, juga diberi ruang yang cukup luas, sehingga pengguna jalan bisa parkir kendaraan. "Jangan heran, jika Anda melewati jalur itu akan ditemukan banyak pedagang di sisi atas jembatan dari arah Riau. Mereka, menyediakan jagung bakar, es kelapa muda, dan makanan kecil lainnya," tutur dia.
BACA JUGA: Kementerian dan Pemda Harus Berkoordinasi Antisipasi Arus Balik Lebaran
Saat melewati Kelok Sembilan, pemudik akan dimanjakan dengan panorama cagar alam dan gunung-gunung, dan tentunya kontruksi jembatan yang kokoh.
Pemudik, umumnya dari Pekanbaru dengan tujuan Bukittinggi maupun Padang, bakal langsung disambut keindahan jembatan yang mulai dibangun sejak 2003 dan selesai pada 2013 itu.
Nama Kelok Sembilan merujuk jalan berkelok-kelok melewati perbukitan di Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limo Puluah Kota itu. Jalan itu, jika direntang lurus hanya sepanjang 300 meter dengan lebar jalan lima meter yang dibangun pemerintah Kolonial Belanda pada 1908-1914 untuk memperlancar transportasi dari Pelabuhan Emma Haven (Teluk Bayur) di barat Sumatera ke wilayah timur.
Namun, seiring berkembangnya waktu, jalan itu tak mampu lagi menampung volume kendaraan yang melewati rute tersebut, sehingga kemacetan tak terelakan. Solusinya, diusulkanlah pembuatan jembatan layang menembus dua bukit yang mengapit jalan tersebut.
Pembangunan Jembatan Kelok Sembilan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (sekarang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dimulai tahun 2003 dengan konsep green construction atau ramah lingkungan karena berada di wilayah cagar alam. Pembangunan jembatan dengan biaya Rp580 miliar itu dikerjakan dalam kurun waktu sepuluh tahun.
Jembatan Kelok Sembilan dibagi dalam enam buah jembatan dengan ditambah jalan penghubung sepanjang lebih dari 1,5 kilometer.
Untuk enam jembatan itu, masing-masing memiliki panjang yang berbeda. Jembatan pertama dengan panjang 20 meter, jembatan kedua 230 meter, jembatan ketiga 65 meter, jembatan keempat yang paling panjang 462 meter, jembatan kelima 31 meter, dan jembatan keenam sepanjang 156 meter. (dna/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wooow! 205 Ribu Kendaraan Kembali ke Jakarta
Redaktur & Reporter : Adek