jpnn.com - Tak semua bangunan tua terbengkalai. Gedung cerutu menjadi salah satu contohnya.
Interior bangunan berusia 100 tahun itu masih terawat dengan baik hingga kini. Tak ada yang dirubah dari konsep bangunan aslinya.
BACA JUGA: Smokey Make Up Mudah Dipadupadankan
Bagus Putra Pamungkas - Radar Surabaya
DARI luar, gedung cerutu tampak biasa. Bahkan, seolah tak terurus.
BACA JUGA: Smokey Make Up, Tajamkan Mata Untuk Tampil Sempurna
Beberapa tembok pada bagian luar juga tampak terkelupas. Cat berwarna putih di beberapa bagian juga telah tampak kusam.
Mengingat usianya, hal itu sangat wajar. Terlebih di sisi timur gedung sering digunakan berbagai aktivitas warga sekitar.
BACA JUGA: Jangan Sedihââ¬Â¦Anda Masih Bisa Ikut Program Bayi Tabung
Mulai untuk parkir motor, hingga digunakan lapak berjualan. Namun, kesan tak terawat bakal sirna kala memasuki gedung.
Begitu menginjakan kaki, ornamen khas Belanda terasa kental. Hal itu bakal membuat kita seolah sedang berada di negeri bunga Tulip itu.
Bagaimana tidak, arsitektur khas Belanda masih belum diubah. Pada bagian atas, plafon berbentuk menggelombang.
Pada bagian tengah, terdapat enam tiang penyangga. Tiang itu tampak kokoh.
Tingginya juga tak mainmain, yakni hingga 15 meter. Itu menunjukkan jika bangunan tersebut merupakan tempat yang awalnya akan digunakan para bangsawan.
Jarang Belanda memberi tiang pada bagian interior. “Kebanyakan, gaya arsitektur mereka menempatkan tiang pada bagian luar. Terutama pintu masuk,” ujar ketua Surabaya Heritage, Freddy H Istanto, Jumat (16/9).
Jika diluar cat warna putih mendominasi, beda dengan bagian interior. Cat emas lebih dominan.
Meski sudah meninggalkan aslinya, namun tembok sangatlah tampak terjaga.
Bangunan ini memiliki tiga sisi, yakni sisi kanan, kiri dan tengah. Pada sisi kanan dan kiri, lebih terlihat seperti lorong.
Bentuknya juga oval. Dimana dua lorong pada sisi kanan dan kiri itu melingkar dan berpusat pada bagian di sisi tengah.
“Jadi, bangunan ini sangat simetris. Lekukan tembok dengan ketinggian hingga 15 meter membuatnya lebih tampak seperti lorong raksasa. Pada bagian tengah, biasanya digunakan untuk acara penting. Seperti rapat atau pertemuan para petinggi kolonial,” lanjut Freddy.
Pada bagian tengah, bangunan tampak megah. Beberapa ornamen khas Eropa masih terlihat jelas.
Melihat sekeliling, membuat nuansa kolonial sangat terasa.
“Biasanya, ruang tengah dulu steril dari apapun. Ruang utama ini hanya digunakan untuk jamuan besar para petinggi kolonial. Dan tak sembarang orang boleh masuk ke ruangan ini,” ucapnya. (nur/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akhirnya, Ada Jawaban untuk Masalah Kecantikan Kamu
Redaktur : Tim Redaksi