Pesta Ultah Sweet 16 Berujung Banjir Darah, Joe Biden Sangat Marah

Senin, 17 April 2023 – 12:43 WIB
Sedikitnya empat orang tewas dan 28 lainnya luka-luka dalam penembakan yang meletus saat perayaan ulang tahun ke-16 di sebuah studio tari di kota kecil Dadeville, Alabama, Amerika Serikat Sabtu (15/4) malam. Foto: Megan Varner / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP

jpnn.com, JAKARTA - Sedikitnya empat orang tewas dan 28 lainnya luka-luka dalam penembakan yang meletus saat perayaan ulang tahun ke-16 di sebuah studio tari di kota kecil Dadeville, Alabama, Amerika Serikat Sabtu (15/4) malam.

Pihak berwenang pada Minggu (16/4) mengatakan penembakan terjadi sekitar pukul 22:30 waktu setempat.

BACA JUGA: Banjir Darah di Universitas Elite Amerika, 3 Atlet Football Tewas Mengenaskan

Namun, mereka menolak untuk menjawab pertanyaan atau memberikan rincian lebih lanjut, termasuk mengenai motif penyerangan serta keberadaan pelaku.

Polisi hanya mengatakan tidak ada lagi ancaman terhadap masyarakat, tetapi tidak menjelaskan apakah pelaku telah dibunuh atau ditangkap.

BACA JUGA: Pria Berparang Satroni 2 Gereja, Pendeta Jadi Sasaran, Banjir Darah

"Kami akan terus bekerja dengan cara yang sangat metodis untuk melewati adegan ini, untuk melihat fakta, dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan untuk keluarga," kata Jeremy Burkett, seorang sersan di Kepolisian Alabama.

Surat kabar Montgomery Advertiser melaporkan bahwa salah satu dari empat orang yang tewas adalah seorang atlet sekolah menengah yang tengah merayakan pesta ultah ke-16 saudara perempuannya di lokasi tersebut.

BACA JUGA: Rudal Rusia Hantam Apartemen Ukraina Saat Warga Tidur, Banjir Darah

Pesta itu diadakan di dalam Mahogany Masterpiece Dance Studio, yang diubah dari gedung bank tua yang terletak sekitar setengah blok dari balai kota di Dadeville, sebuah kota berpenduduk sekitar 3.200 orang. Tempat kejadian ditutup dengan pita kuning TKP pada hari Minggu.

Ratusan anggota masyarakat berkumpul pada Minggu malam di tempat parkir beberapa blok dari lokasi penembakan untuk acara doa di luar ruangan.

Tragedi di Alabama itu adalah penembakan massal dengan jumlah korban signifikan yang ketiga di bagian selatan Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir.

Sebelumnya, banjir darah juga terjadi di Negara Bagian Tennessee dan Kentucky.

"Apa jadinya bangsa kita ketika anak-anak tidak bisa menghadiri pesta ulang tahun tanpa rasa takut?" kata Presiden Joe Biden merespons penembakan di Alabama.

Biden menyebut meningkatnya kekerasan senjata di AS sudah keterlaluan dan tidak bisa ditoleransi lagi.

Dia mendesak Kongres AS untuk mengesahkan undang-undang yang akan memaksa produsen senjata api memikul tanggung jawab lebih besar atas kekerasan senjata, melarang senjata serbu dan magasin amunisi berkapasitas tinggi, dan mewajibkan penyimpanan senjata api yang aman dan pemeriksaan latar belakang untuk penjualan senjata.

Pengawas Sekolah Kabupaten Tallapoosa Raymond Porter mengatakan konseling akan diberikan di sekolah-sekolah daerah pada hari Senin, dan meminta pendeta setempat untuk membantu keluarga melalui situasi tersebut.

"Kami akan melakukan segala upaya untuk menghibur anak-anak itu dan tidak melupakan fakta bahwa merekalah yang paling terkena dampak situasi ini," kata Porter.

Pembunuhan di Dadeville terjadi lima hari setelah seorang pegawai bank menembak mati lima rekannya dan melukai sembilan orang lainnya di tempat kerjanya di Louisville, Kentucky. Pada tanggal 27 Maret, tiga anak berusia 9 tahun dan tiga anggota staf dibunuh di sebuah sekolah Kristen swasta di Nashville, Tennessee, oleh seorang mantan siswa.

Penembakan massal telah menjadi hal biasa di AS, dengan lebih dari 163 sejauh ini pada tahun 2023, paling banyak pada saat ini dalam setahun sejak setidaknya 2016, menurut Arsip Kekerasan Senjata.

Kelompok nirlaba itu mendefinisikan penembakan massal sebagai mana saja di mana empat orang atau lebih terluka atau terbunuh, tidak termasuk penembaknya. (reuters/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler