Peta Konsumsi dan Produksi Morat-marit, Harga Cabai Ambyar

Sabtu, 25 Desember 2021 – 10:47 WIB
Ketua Ikappi Abdullah Mansuri membeberkan faktor kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok, termasuk cabai rawit. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri membeberkan faktor kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok, termasuk cabai rawit.

Mansuri menyebut kenaikan harga cabai rawit merah karena peta konsumsi dan produksi yang morat-marit.

BACA JUGA: Aduh-Aduh! Harga Cabai dan Daging Sapi Nyaris Setara

"Cabai itu tidak bisa spontan, memang dari awal harus dipersiapkan, dan saya lihat pemerintah tidak mempersiapkan dari jauh-jauh hari," ujar Mansuri kepada JPNN.com, di Jakarta, Sabtu (25/12).

Menurut dia, persiapan yang matang akan meminimalisir adanya pergolakan harga yang sangat signifikan.

BACA JUGA: Jangan Panik, Ditjen Hortikultura Minta Daerah Penyangga Ini Suplai Cabai

"Harusnya diketahui penghasil cabai rawit di mana saja, konsumsi berapa, kendala apa? Jadi kita kesulitan," kata dia.

Mansuri menilai saat ini kesulitan pasokan cabai karena banyak faktor, salah satunya adalah curah hujan tinggi.

BACA JUGA: Update Harga Cabai, Minyak Goreng, hingga Telur Weekend, Mak-Mak Sabar Ya!

"Pedagang saat ini cari dari wilayah lain, hingga luar Pulau Jawa untuk memenuhi konsumsi masyarakat," katanya.

Oleh karena itu, antisipasi gagal panen dan tingginya permintaan pasar harus dilakukan jauh-jauh hari.

Dipantau dari laman Info Pangan Jakarta harga cabai tembus Rp 125 ribu per kilogram di Pasar Tebet, Jakarta Selatan.

Rata-rata harga cabai rawit merah di DKI Jakarta yakni Rp 106.607 per kilogram.

Disusul kenaikan harga cabai keriting yakni rerata di pasar DKI Jakarta Rp 50.037 per kilogram.

Kemudian, harga cabai merah besar Rp 55.308 per kilogram. (mcr10/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler