Petani Diharapkan Ikut Wujudkan Layanan Pertanian Bersih dan Bebas Pungli

Rabu, 02 Agustus 2017 – 16:02 WIB
Kegiatan Protani yang diadakan Kementan. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, MAKASSAR - Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian menyelenggarakan kegiatan akbar "Pembinaan Tekad Antikorupsi Melalui Protani untuk Mewujudkan Program Swasembada Pangan Berkelanjutan dan Layanan Pertanian Yang Bersih dan Bebas dari Pungli Tahun 2017" di Grand Clarion Hotel Makassar.

Pembinaan Protani ini lebih diarahkan untuk mereproduksi Tunas Integritas untuk STOP Pungli pada Program dan Pelayanan Pertanian (Protani).

BACA JUGA: Peran Petani Wujudkan Program dan Layanan Pertanian Bersih dan Bebas Pungli

Kegiatan ini dihadiri oleh Staf Ahli Gubernur Sulawesi Selatan, kepala dinas provinsi, kabupaten/kota, Babinsa, penyedia barang/jasa Bidang Pertanian dan UPT lingkup Kementerian Pertanian.

Saat pembukaan Abdul Haris yang mewakili Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan wilayahnya mendukung program Kementerian Pertanian dalam keberlanjutan ketahanan pangan dengan mengalokasikan sejumlah dana APBD.

BACA JUGA: Kunjungi Pulau Terluar Sulawesi, Mentan Geleng Kepala

Selain itu juga mampu mengekspor beras ke berbagai provinsi di Indonesia.

"Pemerintah yang bersih (Good Goverment) adalah dambaan masyarakat yang mampu memberikan kesejahteraan melalui pelayanan yang berkualitas," ujar Abdul.

BACA JUGA: Iriana Joko Widodo: Sabar...Semua Kebagian

Pada kesempatan yang sama selanjutnya Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Justan Riduan Siahaan menyampaikan bahwa Indonesia tercatat menduduki peringkat ke-21 dalam Indeks Keberlanjutan Pangan (Food Sustainability Indeks/FSI) dengan skor 50,77.

Riset FSI disusun dari 58 indikator yang mencakup empat aspek yaitu secara keseluruhan (overall), pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), kehilangan atau penyusutan pangan dan limbah(food loss and waste), serta aspek gizi (nutritional challenges).

Untuk pertanian berkelanjutan Indonesia berada di peringkat 16 dengan skor 53,87.

Dari aspek food loss and waste Indonesia berada di peringkat 24 dengan skor 32,53 dalam upaya mengatasi masalah kehilangan makanan (food loss).

Selanjutnya dari aspek nutritional challenges Indonesia berada di posisi 18 dengan skor 56,79 yang dipandang mampu mengatasi masalah defisiensi micronutrient, prevalensi kelebihan gizi, kurang gizi, kelebihan gula, serta mampu membeli makanan segar.

Hal tersebut diatas oleh Kementerian Pertanian digunakan sebagai modalitas untuk menatap optimisme ke depan untuk berkinerja lebih baik dalam mewujudkan program pangan berkelanjutan menuju "Lumbung Pangan Dunia 2045".

Justan menyadari dalam meningkatkan capaian kinerja program dan pelayanan pertanian masih banyak permasalahan yang menjadi pekerjaan rumah dan harus diselesaikan Kementerian Pertanian ke depan.

"Sejalan hal tersebut maka kegiatan ini lebih diarahkan kepada Satker Provinsi dan Kabupaten/Kota yang membidangi pertanian, KTNA/Gapoktan, Babinsa, Penyedia Barang/Jasa Bidang Pertanian dan UPT di lingkup Kementerian Pertanian untuk bersama-sama mewujudkan program pangan berkelanjutan," tuturnya.

Inspektorat Jenderal dituntut mampu memberikan keyakinan yang memadai bahwa pelaksanaan program pangan berkelanjutan dan pelayanan pertanian dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip efektif, efisien, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel.

Untuk itu Inspektorat Jenderal akan meningkatkan efektifitas pengawasan dengan melibatkan langsung partisipasi/client/petani dalam mengawasi pelaksanaan program dan layanan pertanian agar bisa dinikmati secara nyata oleh masyarakat (petani).

Melalui pembinaan Protani diharapkan bisa memberikan pemahaman akan arah dan kebijakan serta layanan pertanian ke depan sehingga tercipta pemahaman yang sama, harmonisasi dan sinegritas dari pusat sampai daerah melalui aksi-aksi nyata.

Kemudian, pada akhirnya bisa mewujudkan Visium Kementerian Pertanian Tahun 2045 yaitu "Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia".

Justan juga mengajak seluruh peserta yang hadir dalam melaksanakan tugas dan fungsi dilandasi niat dan membudayakan Totalitas 5B : Beribadah, Bekerja, Belajar, Berkarya, dan Berbagi.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Negara Kunjungi Kampung Sejahtera


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler