Petani Jagung Sumenep Menentang Sikap APDESI Soal Jokowi 3 Periode

Selasa, 05 April 2022 – 07:58 WIB
Kelompok Petani Kecamatan Lenteng, Sumenep, Jawa Timur menentang sikap Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (APDESI) yang mendukung Presiden Joko Widodo tiga periode. Ilustrasi. Foto: Petani Jagung Sumenep

jpnn.com, JAKARTA - Kelompok Petani Kecamatan Lenteng, Sumenep, Jawa Timur menentang sikap Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (APDESI) yang mendukung Presiden Joko Widodo tiga periode.

Mereka tidak setuju jabatan presiden Jokowi tiga periode jika mengandaikan pemilu tetap dilaksanakan tahun 2024.

BACA JUGA: Luhut Punya Jabatan Mentereng di APDESI Pendukung Jokowi 3 Periode, Hemm

“Lebih baik pemilu ditunda karena rakyat sekarang butuh ketenangan, butuh makan, minyak goreng murah, solar tidak langka,” kata H Adam Soleh (73), salah seorang anggota Kelompok Petani Kecamatan Lenteng, Sumenep pada Senin (4/4).

Menurut Adam, pelaksanaan pemilu, baik dengan atau tanpa mengubah periode jabatan presiden akan membuyarkan perhatian pemerintah dan elite politik dalam upaya memulihkan ekonomi masyarakat.

BACA JUGA: Demokrat NTB Targetkan Jadi Pemenang Pemilu 2024 dan AHY Jadi Presiden

Dia menilai energi serta waktu akan terkuras untuk persiapan pemilu 2024. “Kami juga dengar biayanya (dianggarkan) mencapai Rp 76,66 triliun. Itu tidak masuk akal dalam keadaan lagi susah begini,” ujar Adam.

Dia mengatakan saat ini kondisi ekonomi masyarakat belum sepenuhnya pulih dari pandemi. Ditambah kelangkaan dan harga-harga kebutuhan dasar yang naik, maka pelaksanaan pemilu di awal tahun 2024 dinilai terlalu memaksakan.

BACA JUGA: Apdesi Versi Kemenkumham Sebut Banyak Keluhan Soal Wacana Dukung Jokowi 3 Periode

“Daripada buat pemilu, lebih baik gunakan untuk tambah subsidi solar traktor kami. Lebih tampak hasilnya,” tegas Adam.

Hal senada disampaikan Fauzan (32). Dia mengeluhkan kelangkaan solar dalam beberapa minggu terakhir di daerahnya.

Meski sudah mendapat rekomendasi untuk mendapat solar subsidi, tetapi dia harus antre mengular bersama kendaraan truk.

“Jatahnya juga dikurangi, tidak seperti dulu. Padahal sekarang lagi butuh-butuhnya,” ujar Fauzan.

Berdasarkan informasi, kata Fauzan, kuota solar untuk petani dan nelayan di Sumenep memang dikurangi oleh pihak berwenang. Hal itulah yang disinyalir menyebabkan kelangkaan dalam beberapa minggu terakhir.

Atas dasar itu, dia meminta kepada DPR dan pemerintah pusat untuk menganggarkan tambahan kuota solar bersubsidi.

Dia juga minta elite politik tidak mengutamakan pemilu di atas masalah yang menimpa rakyat.

“Solar kan untuk rakyat. Kalau pemilu untuk siapa?” pungkas Fauzan.(fri/jpnn


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler