Petani Lada Belitung Semringah Sambut Program Kementan

Sabtu, 04 Mei 2019 – 10:42 WIB
Rempah-rempah. ILUSTRASI. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BELITUNG - Program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengembalikan kejayaan rempah Indonesia rupanya menjadi kabar gembira bagi petani lada di Belitung. Pasalnya, selain untuk memperbaiki kualitas pertanaman atau meningkatkan produktivitas, juga adanya kepastian pasar ekspor, sehingga harga lada diyakini lebih menguntungkan.

“Kemarin kan kita sudah mendengar dari Bapak Bupati. Jadi beliau sudah memanggil eksportir lada. Kita masih nunggu perkembangan,” kata Yordan, salah satu petani lada di Desa Kacang Blitor, Kecamatan Badau, Belitung, Jumat (3/5/2019).

BACA JUGA: Buwas: Bawang Putih Aman, Sudah Ditangani Pak Mentan

BACA JUGA: Buwas: Bawang Putih Aman, Sudah Ditangani Pak Mentan

Yordan merupakan salah satu potret petani lada di Belitung yang fokus mempertahankan kejayaan lada Indonesia. Ia memiliki lahan seluas 2 hektar yang ditanami lada sebanyak 2.000 pohon.

BACA JUGA: Bantuan Alsintan Kementan Berdampak Konkret Terhadap Pembangunan Pertanian

"Tapi ini kita percepat, umur 3 bulan kita potong terus kita naikkan, biasanya kan umur 1 tahun. Ini inovasi kita sendiri karena kita ingin cepat dapat hasil. Kalau cara gini 2 tahun sudah bisa berbuah," terangnya.

Oleh karena itu, Yordan bersama petani lada lainnya menyambut antusias program rempah pemerintah khususnya lada. Hal ini penting agar petani dibimbing dan bisa menerapkan inovasi baru, dari penanaman hingga olahan siap ekspor.

BACA JUGA: Kementan Sudah Terbitkan Rekomendasi 19 Importir Bawang Putih 245 Ribu Ton

“Kita kan juga ikut dalam forum komoditas lada. Kita juga sering ikut komen-komen sama petani lada di seluruh Indonesia rata-rata tentang harga. Artinya program pemerintah nanti bisa selesaikan masalah harga karena orientasinya ke ekspor,” ujarnya.

"Kalau harga baik, kami petani tetap semangat untuk membudidayakan terus," imbuhnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono mengatakan pemerintah akan berupaya mengembalikan kejayaan rempah Indonesia di pasar dunia. Komoditas yang menjadi fokus utama di tahun ini dimulai dengan tiga komoditas besar yaitu pala, lada, dan cengkih.

Kasdi menyebutkan implementasi dari program tersebut, Kementan memberikan bantuan meliputi benih, pupuk, obat-obatan, infrastruktur pertanian, serta mesin-mesin alat pertanian (alsintan). Kegiatan peremajaan dan rehabilitasi tanaman yang sudah tua juga dilakukan.

“Hal ini supaya meningkatkan produksi rempah nasional,” kata Kasdi.

Di sisi lain, lanjut Kasdi, Kementan juga sedang menggenjot peningkatan produksi melalui intensifikasi dan pengembangan sentra-sentra baru komoditas. Karenanya, Kementan merancang program penyediaan benih unggul bermutu melalui program penyediaan benih unggul komoditas perkebunan sebesar 500 juta batang (Bun500) selama lima tahun ke depan.

"Program tersebut merupakan upaya peningkatan tujuh komodutas perkebunan utama seperti kakao, kopi, kelapa dalam, karet, pala, cengkeh, dan lada," tutur Kasdi.

Perlu diketahui, berdasarkan data BPS, produksi lada secara nasional dari tahun 2014 hingga 2018 mengalami peningkatan rata-rata 0,5 persen. Di tahun 2018, produksi lada nasional mencapai 88.715 ton dan jumlah yang diekspor sebesar 47.610 ton. Negara tujuan ekspor lada di antaranya Amerika Serikat, Jerman, India dan Vietnam.

Adapun luas lahan lada Provinsi Bangka Belitung 52.818 hektar, produksinya mencapai 34.812 ton.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... NTP, NTUP Stabil dan Inflasi Menjelang Ramadan Terkendali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler