TEGAL - Akibat hujan lebat yang terjadi beberapa hari lalu, menyebabkan puluhan hektare sawah, di Kecamatan Tegal Selatan dan Margadana digenangi banjir. Sehingga tanaman padi yang baru ditanam mengalami puso atau mati. Sebagian malah gagal panen. Akibat musibah ini, petani merugi ratusan juta.
Menurut Ketua Gapoktan Kelurahan Keturen, Kasnali, secara pribadi mempunyai lahan pertanian sekitar 2/3 hektare, dan semua digenangi banjir. Akibatnya, tanaman padi mati karena puso. Hal sama dialami para petani di Kelurahan Keturen, Bandung, dan daerah di Kecamatan Tegal Selatan atau Margadana. Lantaran puso dan gagal panen, mereka merugi cukup banyak.
"Kalau air masih menggenangi sawah, kami tak dapat menanam kembali. Kami kuatir, curah hujan besar dan sawah banjir lagi. Kalau ditanami lagi, bakal mengalami kerugian kedua kalinya. Atas musibah ini, kami berharap pemkot peduli memberikan bantuan pada petani, terutama untuk bibit," katanya.
Di tempat sama, Ketua LPMK Kelurahan Keturen, Sunaryo mengungkapkan, banjirnya puluhan hektare sawah di Keturen, disebabkan penataan drainase tak maksimal. Khususnya baru perumahan yang terlalu rendah. Sehingga air meluap. Karena itu, jembatan harus dibongkar, dan ditata ulang sistem drainasenya.
Menanggapi keluhan tersebut, anggota DPRD W Edi Susilo SH meminta, supaya pemkot melalui SKPD terkait, tanggap dan melakukan penanganan atas masalah yang dialami petani. Pemerintah daerah harus turun melakukan inventarisasi daerah. Khususnya lahan persawahan yang banjir, karena hujan lebat akhir-akhir ini.
"Bukan hanya membantu bibit. Paling penting kami minta pemkot melalui SKPD terkait, melakukan penanganan atau solusi atas musibah banjir tersebut." katanya. (hun)
Menurut Ketua Gapoktan Kelurahan Keturen, Kasnali, secara pribadi mempunyai lahan pertanian sekitar 2/3 hektare, dan semua digenangi banjir. Akibatnya, tanaman padi mati karena puso. Hal sama dialami para petani di Kelurahan Keturen, Bandung, dan daerah di Kecamatan Tegal Selatan atau Margadana. Lantaran puso dan gagal panen, mereka merugi cukup banyak.
"Kalau air masih menggenangi sawah, kami tak dapat menanam kembali. Kami kuatir, curah hujan besar dan sawah banjir lagi. Kalau ditanami lagi, bakal mengalami kerugian kedua kalinya. Atas musibah ini, kami berharap pemkot peduli memberikan bantuan pada petani, terutama untuk bibit," katanya.
Di tempat sama, Ketua LPMK Kelurahan Keturen, Sunaryo mengungkapkan, banjirnya puluhan hektare sawah di Keturen, disebabkan penataan drainase tak maksimal. Khususnya baru perumahan yang terlalu rendah. Sehingga air meluap. Karena itu, jembatan harus dibongkar, dan ditata ulang sistem drainasenya.
Menanggapi keluhan tersebut, anggota DPRD W Edi Susilo SH meminta, supaya pemkot melalui SKPD terkait, tanggap dan melakukan penanganan atas masalah yang dialami petani. Pemerintah daerah harus turun melakukan inventarisasi daerah. Khususnya lahan persawahan yang banjir, karena hujan lebat akhir-akhir ini.
"Bukan hanya membantu bibit. Paling penting kami minta pemkot melalui SKPD terkait, melakukan penanganan atau solusi atas musibah banjir tersebut." katanya. (hun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Style Serentak di 132 Kota
Redaktur : Tim Redaksi