jpnn.com, JAKARTA - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes Yulia Hendrawati menyatakan, panen raya bawang merah di Brebes mundur karena awal musim hujan baru dimulai bulan Desember lalu.
"Jadi ya memang sudah jadwalnya petani tanam padi dulu, baru sesudahnya tanam bawang merah. Mulai tanam raya juga baru bulan Maret kemarin. Kalau tanam di musim hujan gitu biaya produksinya otomatis lebih mahal. Belum lagi ancaman serangan penyakit dan potensi kebanjiran di beberapa lokasi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Kementan Pastikan Bawang Merah dari Pati Amankan Stok Lebaran
Yulia mengakui bahwa pasokan ke Jakarta memang relatif berkurang. Namun, panen raya akan terjadi beberapa hari menjelang Lebaran.
“Setidaknya ada 1.600 hektar yang siap dipanen bulan Mei ini. InshaAllah kalau untuk pasokan menjelang lebaran aman bahkan sampai setelah lebaran nanti karena panen berlangsung terus susul menyusul,” jelas Yulia.
BACA JUGA: Kementan Jamin Stok Bawang Merah Aman Hadapi Ramadan dan Idul Fitri
Abdul Rosyid, Ketua Kelompok Tani Maju Jaya Desa Pasir, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak saat dihubungi mengatakan sebagian besar pertanaman di wilayahnya akan mulai panen pada pekan kedua bulan Mei.
“Umur tanaman disini rata-rata 30-40 hari, jadi ya kemungkinan mulai panen raya nanti minggu ke-2 bulan Mei,” ungkap Rosyid.
BACA JUGA: Produksi Bawang Merah Berlebih, Emak-Emak tak Perlu Risau Ya..
Prediksinya, tidak kurang dari 700 hektar akan dipanen di daerahnya."Kalau biasanya per hari kami kirim keluar Demak kurang lebih 10 truk berkapasitas 7 ton per truk, saat panen raya nanti bisa lah sampai 15 truk," beber dia.
Rosyid menyebut para petani di daerahnya tidak merasa terganggu aktivitasnya meski ada pandemi Covid-19 ini. “Aktivitas disini normal saja, seperti sedang tidak ada wabah saja. Tapi kami tetap patuh aturan kok, pakai masker dan jaga jarak saat di lahan,” katanya.
Mengutip data Early Warning System (EWS) dari Ditjen Hortikultura menunjukkan panen bawang merah pada bulan Mei di 18 sentra utama diperkirakan seluas 8.958 hektar, dengan produksi mencapai lebih dari 67 ribu ton.
Sementara kebutuhan wilayah Jabodetabek pada bulan Mei ditaksir sebanyak 14.549 ton. Dari angka tersebut produksi bawang merah diyakini mencukupi.
Saat ini Kementerian Pertanian terus melakukan pemantauan intensif terhadap pasokan 11 bahan pangan pokok, salah satunya bawang merah. Di beberapa tempat dijumpai kenaikan harga, akibat panen raya yang mundur.
Sekalipun demikian, Prihasto Setyanto Direktur Jendral Hortikultura yakin pasokan dan harga bawang merah secara nasional, berangsur normal seiring panen raya di beberapa sentra dalam waktu dekat.
“Memang terjadi pergeseran musim tanam akibat anomali iklim. Akibatnya jadwal panen raya juga sedikit bergeser," ujarnya. Bahkan pihaknya akan membantu bila diperlukan subsidi ongkos kirim, dan operasi pasar bila terjadi harga tidak wajar di pasaran.(ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi