jpnn.com - MATARAM – Harga jual jagung baik basah maupun pipil kering saat ini cukup meresahkan petani di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya petani di Kabupaten Dompu yang menjadi sentra pertanian jagung.
Janji Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Dompu beberapa waktu lalu, yang akan mengeluarkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk komoditi jagung, hingga kini tidak jelas keberadaannya.
BACA JUGA: Penjualan Mobil Tahun Ini Anjlok!
“Petani sangat menunggu kebenaran janji Bapak Presiden Jokowi untuk mengeluarkan HPP jagung,” kata Kepala Badan Penyuluh Kabupaten Dompu, Husni Thamrin, di Mataram, kemarin (6/12).
Sebelumnya, saat menghadiri panen raya jagung, bersamaan dengan pelaksanaan peringatan Tambora Menyapa Dunia, Presiden Jokowi berjanji akan segera mengeluarkan HPP jagung untuk pipil basah Rp 1.700 / Kg dan jagung pipil kering seharga Rp2.400 / kg.
BACA JUGA: Ayo Investasi dan Start Up Bisnis Anda
Hanya saja, HPP yang dijanjikan oleh Presiden Jokowi itu tidak jelas kabar beritanya. Akibat tidak adanya harga patokan pembelian pemerintah, tentu sangat merugikan petani jagung, khususnya di Kabupaten Dompu yang menjadi sentra produksi jagung di NTB. Bagaimana tidak, saat panen raya jagung, maka harga akan terjun bebas, bahkan harga jual jagung pipil kering saat ini sudah mencapai harga Rp1.200 / Kg.
“Kalau pemerintah tidak menetapkan HPP jagung, maka akan sulitkan petani jagung. Sementara sekarang ini di Dompu semangat petani menanam jagung sangat tinggi,” ujarnya seperti dilansir Radar Lombok (Grup JPNN.com).
BACA JUGA: Menperin Minta Perusahaan Lokal Tiru Perusahaan Global
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Dompu, Fakhrurozi, tidak adanya HPP jagung berdampak terhadap penjualan yang menggunakan mekanisme pasar. Saat produksi melimpah, maka harga jagung akan anjlok (murah).
“Janji Bapak Presiden Jokowi untuk mengeluarkan HPP inilah yang ditunggu petani jagung,” ungkapnya.
Disebutkan Fakhrurrozi, luas lahan tanam jagung di Kabupaten Dompu tahun 2014 sebanyak 40 ribu hektar. Kemudian 2015, areal tanam ditambah 30 hektar, sehingga menjadi 70 hektar.
Selain tidak ada ketentuan HPP, anjloknya harga jagung diperparah lagi dengan kebijakan pemerintah yang memboleh kan impor jagung. Kalau harganya Rp1.500 /kg saja, itu akan sangat membantu petani,” kata Fakhrurrozi.(cr-luk/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Pabrikan Otomotif Tiongkok Cepat Berproduksi di Indonesia, Produk Lokal Kapan Pak?
Redaktur : Tim Redaksi