jpnn.com, JAKARTA - Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) meminta Kementerian Keuangan berhati-hati dalam membuat berbagai kebijakan, yang berkaitan dengan industri hasil tembakau.
Baik soal kenaikan cukai rokok maupun kebijakan mengenai penerapan simplifikasi penarikan cukai.
BACA JUGA: Hidup Bergelimang Harta, Nagita Slavina: Aku Takut, ini mau Ada Apa Lagi?
Sebab, apa pun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan tembakau, akan memberatkan warga Nahdlatul Ulama atau nahdiyin.
“Bila pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikan cukai rokok, sudah pasti yang paling berat terkena imbasnya adalah warga NU. Sebab petani tembakau, buruh pabrik rokok dan konsumen rokoknya adalah nadhliyin atau warga NU,” papar Wakil Ketua Umum PB NU Prof Dr Mochammad Maksum Machfoedz, dalam diskusi yang membahas permasalahan tembakau dengan para pengurus Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) se-Jawa dan NTB.
BACA JUGA: Mitratel Resmi Tercatat di Bursa Efek Indonesia
Lebih lanjut, Pakar Teknologi Industrsi Pertanian yang akrab dipanggail Gus Maksum ini menambahkan, apa pun kebijakan pemerintah yang dapat mematikan industri hasil tembakau (IHT), akan merugikan kaum nahdiyin atau warga NU.
Untuk itu NU selalu mengingatkan pemerintah untuk bersikap bijaksana dan lebih berhati hati dalam mengambil kebijakan yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan industri hasil tembakau.
BACA JUGA: Danone SN Raih Peringkat Silver ASRRAT 2021
Dalam diskusi tersebut para pengurus APTI Se -Jawa dan NTB sepakat menolak rencana pemerintah yang akan kembali menaikan cukai rokok.
Sebab bila cukai rokok kembali naik, itu berdampak pada pengurangan jumlah produksi rokok dan pengurangan pembelian tembakau hasil pertanian tembakau masyarakat.
Hal ini berakibat jatuhnya harga tembakau di kalangan para petani.
Padahal sudah dua tahun berturut turut petani tembakau di beberapa daerah seperti Yogjakarta dan Jawa Timur sedang mengalami kesulitan, baik karena faktor cuaca maupun karena resesni ekonomi yang disebabkan oleh adanya pendemi Covid-19.
“Bila pemerintah kembali menaikan cukai rokok, maka yang paling dirugikan dari kebijakan menaikan kembali cukai rokok adalah petani tembakau. Petani tembakau akan semakin dirugikan apabila pemerintah melakukan simplifikasi kenaikan cukai. Beban petani tembakau akan semakin berat. Karena itu kami menolak kenaikan cukai rokok dan juga penerapan simplifikasi penarikan cukai rokok,” tegas Pengurus APTI Jawa Tengah Yudha Sudarmaji.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy