JOGJAKARTA - Tim voli putri Gresik Petrokimia berhasil mengalahkan Manokwari Valeria Papua Barat dengan skor telak 3-0 (25-13,25-18,25-21) pada laga empat besar kompetisi bola voli BSI Proliga 2013 di GOR Among Rogo, Jogyakarta, Jawa Tengah, kemarin (19/4).
Pelatih Gresik Sudarto mengatakan kunci kemenangan timnya dikarenakan anak-anak asuhnya dapat menunjukan konsistensi permainan dengan baik. Selain itu, dua amunisi asing Petro yaitu Miranda Djuric dan Elizabeth Hintemann juga memberikan konstribusi maksimal melalui spike dan servis. Berdasarkan statistik pertandingan, serve Eliz mencapai 17 poin, sementara serve Mira berada di angka 15 poin.
"Anak-anak memang bisa bermain tenang dan stabil dari awal hingga akhir game. Walaupun sempat hampir kecolongan pada set terakhir, namun mereka mampu mengatasi kendala dalam lapangan," terang Darto seusai pertandingan.
Lebih lanjut, pria berkulit sawo matang itu menerangkan turunnya performa Lailatul Aisyah dan kawan-kawan pada set ketiga dikarenakan April yang berada di posisi tosser tidak fokus. Hal itu menyebabkan pola permainan Petro dapat dibaca oleh lawan.
"Sebenarnya bukan karena over confident. Soalnya dari awal saya sudah tekankan untuk tetap fokus. Turunnya performa tim karena tosser agak kurang fokus sehingga bola-bola sudah terbaca duluan," jelasnya.
Sementara itu, Pelatih Valeria Eko Waluyo mengakui kehebatan Petro, terutama pada dua amunisi asing yang sangat mendokrak performa tim. Sedangkan pemain asing Valeria yaitu Regia Bell dan Cindy Ramirez bermain tidak maksimal. Berdasarkan statistik, Bell hanya mampu mencetak 8 poin spike. Sedangkan Cindy yang biasanya kuat pada blok hanya mampu mencetak 3 poin blok saja.
"Anak-anak memang kurang maksimal. Sedangkan Petro baik di servis. Awalnya kita mau andalkan bola-bola cepat, tapi sayang kita di serang di servis. Itu yang membuat kita kewalahan. Jadi kita hanya bisa main pada bola-bola open daneteteran di receive," jelas Eko. (rjo)
Pelatih Gresik Sudarto mengatakan kunci kemenangan timnya dikarenakan anak-anak asuhnya dapat menunjukan konsistensi permainan dengan baik. Selain itu, dua amunisi asing Petro yaitu Miranda Djuric dan Elizabeth Hintemann juga memberikan konstribusi maksimal melalui spike dan servis. Berdasarkan statistik pertandingan, serve Eliz mencapai 17 poin, sementara serve Mira berada di angka 15 poin.
"Anak-anak memang bisa bermain tenang dan stabil dari awal hingga akhir game. Walaupun sempat hampir kecolongan pada set terakhir, namun mereka mampu mengatasi kendala dalam lapangan," terang Darto seusai pertandingan.
Lebih lanjut, pria berkulit sawo matang itu menerangkan turunnya performa Lailatul Aisyah dan kawan-kawan pada set ketiga dikarenakan April yang berada di posisi tosser tidak fokus. Hal itu menyebabkan pola permainan Petro dapat dibaca oleh lawan.
"Sebenarnya bukan karena over confident. Soalnya dari awal saya sudah tekankan untuk tetap fokus. Turunnya performa tim karena tosser agak kurang fokus sehingga bola-bola sudah terbaca duluan," jelasnya.
Sementara itu, Pelatih Valeria Eko Waluyo mengakui kehebatan Petro, terutama pada dua amunisi asing yang sangat mendokrak performa tim. Sedangkan pemain asing Valeria yaitu Regia Bell dan Cindy Ramirez bermain tidak maksimal. Berdasarkan statistik, Bell hanya mampu mencetak 8 poin spike. Sedangkan Cindy yang biasanya kuat pada blok hanya mampu mencetak 3 poin blok saja.
"Anak-anak memang kurang maksimal. Sedangkan Petro baik di servis. Awalnya kita mau andalkan bola-bola cepat, tapi sayang kita di serang di servis. Itu yang membuat kita kewalahan. Jadi kita hanya bisa main pada bola-bola open daneteteran di receive," jelas Eko. (rjo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kekayaan Rp 31,9 T, Madrid jadi Tim Terkaya Di Dunia
Redaktur : Tim Redaksi