Petugas Pemakaman Jatuh Pingsan saat Kuburkan PDP COVID-19

Kamis, 23 April 2020 – 23:56 WIB
Seorang petugas pemakaman jenazah PDP COVID-19 jatuh pingsan di Desa Ilangata, Kecamatan Anggrek, Gorontalo Utara, pada Rabu (22/4/2020). Foto: ANTARA/HO-dokumen pribadi

jpnn.com, GORONTALO UTARA - Seorang petugas pemakaman jatuh pingsan saat akan menguburkan jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 di Desa Ilangata, Kecamatan Kwandang, Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Kamis (23/4).

Petugas diduga jatuh pingsan karena yang bersangkutan sangat kepanasan mengenakan alat pelindung diri (APD) baju hazmat yang baru pertama kali dikenakan.

BACA JUGA: Tiba di Aceh, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Hasanuddin Langsung Jalani Tes COVID-19

"Kondisi kepanasan akibat memakai APD baju hazmat itu memicu yang bersangkutan, usia sekitar 30 tahun jatuh di lokasi pemakaman," kata Kepala Desa Ilangata Sumarjin Moohulao, di Gorontalo, Kamis, saat menceritakan kronologis pemakaman itu.

Seorang PDP COVID-19 positif hasil "rapid test" yang dimakamkan itu meninggal pada Rabu (22/4) pada pukul 15.47 WITA, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aloei Saboe, Kota Gorontalo.

BACA JUGA: Video Tiga Remaja Putri Berbuat tak Senonoh Viral di Media Sosial, Lihat tuh Fotonya

Sumarjin menjelaskan bahwa sebelum mengenakan APD, empat orang anggota keluarga terdekat almarhum mengenakan pakaian berlapis itu.

Ia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo menyiapkan petugas pemakaman khusus untuk penerapan protokol penanganan COVID-19 pada kasus kematian mengingat pemahaman warga masih sangat awam sehingga memicu ketakutan untuk menjadi petugas pemakaman.

BACA JUGA: Kawanan Begal Sadis Terekam CCTV saat Menghujani Korban dengan Empat Tusukan

Sebagai solusi sementara, pihaknya meminta keikhlasan dari pihak keluarga terdekat untuk membantu, namun sayang satu orang petugas pemakaman itu pingsan sebelum menjalankan tugasnya.

Ditegaskannya bahwa atas terjadinya kondisi semacam ini tidak boleh disalahkan sebab mereka bukan petugas medis yang terbiasa mengenakan baju hazmat.

Pihaknya berharap pemkab menyiapkan petugas khusus pemakaman, yang khusus menangani protokol penguburan kasus positif COVID-19 maupun penanganan kematian orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

"Penggunaan APD baju hazmat merupakan kondisi yang baru bagi warga, dan menyebabkan berbagai kemungkinan buruk dapat terjadi, seperti pingsan dalam kondisi sebelum maupun saat bertugas," katanya.

Karena kajadian itu, Sumarjin saat itu menggantikan posisi anggota keluarga yang pingsan tersebut, merampungkan proses penguburan pada pukul 22.17 WITA di lahan miliknya yang dihibahkan sebagai lokasi pekuburan.

Prosesi pemakaman dilakukan bersama tiga orang petugas dari RSUD Kota Gorontalo, mengenakan APD lengkap dan ditambah empat orang warga Desa Ilangata, termasuk kepala desa.

BACA JUGA: Suami Pulang Kerja, Sang Istri Menghampiri Sambil Menangis Bercerita Baru Diperkosa ZF

Pemakaman tersebut dikawal langsung Wakil Bupati Thariq Modanggu, Kapolres Gorontalo Utara, Dandim 1314, kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP), Kabag Ops Polres, serta personel TNI dan Polri di wilayah setempat.(antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler