PGI Minta Pemerintah Bentuk Tim Independen Usut Kasus Pembantaian di Nduga

Senin, 18 Juli 2022 – 14:04 WIB
Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow. Foto : dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) meminta pemerintah membentuk tim independen mengusut kasus pembantaian sepuluh warga sipil oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua, Sabtu (16/7).

"Meminta pemerintah membentuk tim independen untuk melakukan investigasi komprehensif," ungkap Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow, Senin (18/7).

BACA JUGA: Konon Inilah Pentolan KKB Dalang Pembantaian Warga Sipil di Nduga

PGI, kata Jeirry juga berharap TNI dan Polri bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya tindakan serupa pada masa mendatang.

Misalnya, TNI dan Polri bisa melibatkan masyarakat setempat demi menciptakan masyarakat damai dengan pendekatan kultural.

BACA JUGA: Nekat Menyatroni Rumah Habib, Dudung Tinggal Nama

"TNI dan Polri untuk dapat melakukan upaya pencegahan atas kemungkinan terjadinya tindakan pembunuhan serupa," ungkap Jeirry.

PGI dalam kesempatan ini juga turut mengucapkan dukacita atas insiden pembantaian di Nduga, Papua.

BACA JUGA: KKB Papua Serang 12 Warga Sipil, Densus 88 Bergerak

Selain 10 orang meninggal, aksi KKB mengakibatkan dua orang kritis.

Jeirry menyebut satu korban kritis diketahui bernama Eliaser Baner (54), pendeta di Gereja Kemah Injil Indonesia.

"Kami mendorong gereja-gereja di tanah Papua untuk terus melakukan upaya kemanusiaan," ujar dia.

Sebelumnya, KKB membantai warga sipil di Nduga, Papua pada Sabtu kemarin.

Konon, dalang pembataian itu ialah Egianus Kogoya, pentolan KKB setempat.

Direktur Kriminal Umum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani mengatakan Kampung Nogolait yang menjadi lokasi pembantaian sepuluh warga sipil merupakan daerah rawan gangguan KKB.

"Lokasinya tidak jauh dari Kenyam, Ibu Kota Nduga. Kawasan itu memang rawan," ucap dia, Sabtu. (ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sungguh Keji, KKB Papua Kembali Berulah, Satu Pendeta Tewas


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler