jpnn.com - JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara (Persero) membuat terobosan dengan meluncurkan proyek clusterisasi Compressed Natural Gas (CNG) Kawasan Industri Tambak Aji, Semarang.
Dengan dimulainya tahapan konstruksi infrastruktur gas bumi di kawasan Tambak Aji ini, dapat diartikan bahwa PGN menghidupkan kembali pipanisasi gas yang sudah dilakukannya sejak tahun 1857 hingga 1994 dengan bahan dasar gas dari batubara.
BACA JUGA: Frekuensi Terbang di Bandara Soetta Akan Ditambah
Menurut Manager PGN Area Semarang Edy Sukamto, pada masa itu, PGN mengoperasikan jaringan pipa distribusi gas warisan Belanda sepanjang 80 km dan melayani lebih dari 2 ribu pelanggan rumah tangga serta beberapa pelanggan lain seperti Rumah Sakit Elisabeth, RS Karyadi, RS Telogo Rejo, dan RS Panti Wiloso.
"Di era kemerdekaan saat ini, PGN membuktikan komitmennya untuk memberikan kontribusi lebih besar dengan membangun infrastruktur gas dalam rangka mempercepat konversi BBM ke gas bumi, sehingga gas bumi sebagai energi yang lebih murah dan lebih bersih dari BBM dapat segera dinikmati oleh masyarakat luas," kata Edy Sukamto, Kamis (24/4).
Sesuai PP 37 tahun 1994, PGN mendapat mandat untuk melakukan usaha perencanaan, pembangunan, pengembangan jaringan transmisi, penyaluran dan distribusi gas. Pada 1995, lahirlah konsep Indonesian Integrated Gas Pipeline yang diikuti dengan pembangunan pipa transmisi dan distribusi sepanjang 6 ribu km.
BACA JUGA: Generasi Terbaru Honda City Dilengkapi Sistem Kunci Pintar
Sejatinya, kata Edy, pada 2004 PGN telah menuntaskan Feasibility Study pembangunan pipa gas Kalija (Kalimantan-Jawa) dan Transjava (Gresik Semarang dan Cirebon Semarang) yang merupakan bagian dari Indonesian Integrated Gas Pipeline.
Sebagaimana diketahui, lelang Hak Khusus terhadap ruas pipa transmisi Kalija dan Gresik-Semarang serta Cirebon-Semarang dimenangkan oleh tiga badan usaha yang berbeda sehingga menyulitkan terbentuknya sistem jaringan pipa gas bumi yang terintegrasi.
BACA JUGA: Batal Terbang di Halim, Garuda Hibahkan Slot ke Citilink
Edy menyatakan, pembangunan infrastruktur distribusi gas bumi yang merupakan bagian infrastruktur gas bumi terintegrasi di wilayah Jawa Tengah dilakukan dalam tiga tahap. Tahap I yakni wilayah Kendal-Semarang- Demak, Tahap II diantaranya Semarang-Ungaran dan Tahap III akan melalui wilayah Pekalongan-Kudus-Solo Raya.
"Total panjang pipa yang akan dibangun sekitar 350 km, empat setengah kali lipat dari apa yang telah dibangun di jaman Belanda," terangnya.
Diharapkan daerah-daerah di Jawa Tengah terhubung dengan infrastruktur gas terintegrasi ini.
"Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi domestik dan peningkatan pemerataan akses masyarakat terhadap gas bumi. Adapun realisasinya sangat mendesak mengingat proyeksi Jawa Tengah akan terjadi kondisi krisis energi yang diperkirakan terjadi pada 2017, sehingga dapat diantisipasi sedini mungkin," paparnya.(lum/indopos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirilis di Jakarta, Honda City Baru Senilai Rp 270 Juta
Redaktur : Tim Redaksi