jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyinggung pesan ketum parpolnya Megawati Soekarnoputri ketika pria kelahiran Yogyakarta itu memberikan amanat sebagai inspektur Upacara Penaikan Merah Putih menyambut HUT ke-78 RI di Sekolah Partai, Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (17/8).
Diketahui, ratusan anggota dari organisasi sayap PDIP ikut dalam Upacara Penaikan Merah Putih yang tepatnya dilaksanakan di halaman Sekolah Partai.
BACA JUGA: Ferdinand Hutahean Gantikan Effendy Simbolon Jadi Caleg PDIP? Begini Kata Hasto
Upacara dimulai pada pukul 07.50 WIB dan diawali dengan tiga anggota satuan tugas dari PDI Perjuangan menaikkan bendera Merah Putih.
Setelah itu, rangkaian upacara di halaman Sekolah Partai dilanjutkan dengan mengheningkan cipta yang dipimpin Hasto.
BACA JUGA: Begini Respons Hasto PDIP Ditanya Pertemuan Elite PSI dengan Prabowo
Rangkaian acara dilanjut dengan pembacaan teks Pancasila, naskah UUD 1945, kemudian teks proklamasi oleh kader PDI Perjuangan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan amanat Hasto sebagai inspektur upacara di halaman Sekolah Partai.
Hasto dalam amanatnya mengungkap pesan Megawati yang meminta semua anak bangsa melihat pemimpin dari karakter.
"Mengapa Ibu Mega selalu menegaskan bahwa melihat pemimpin itu ketika turun, apakah rakyat antusias, apakah ada rakyat yang secara spontan memberikan dukungan dan kemudian apa ada euforia? Melihat pemimpin itu dari bobot, bibit, bebet, dari keluarganya, dari kapasitas kepemimpinannya, dari moralitasnya, dari getaran kemanusiaan dalam dirinya apakah pemimpin ini mampu merawat kehidupan atau justru sebaliknya," katanya mengingatkan pesan Megawati.
Dia dalam amanatnya juga mengatakan perlunya semua pihak melihat seorang pemimpin Indonesia dengan watak jujur.
"Pemimpin ini harus menunjukkan watak yang jujur, tidak ada pemimpin negara-negara yang kemudian bohong, pemimpin itu jujur sebagai watak yang paling elementer," lanjut Hasto dalam amanatnya kepada peserta acara.
Dia mengatakan seorang pemimpin tidak boleh berbohong dan memanipulasi angka-angka hanya untuk kepentingan elektabilitas.
Oleh karena itu, kata Hasto, momen HUT ke-78 RI sebaiknya dipakai semua anak bangsa untuk bisa menghasilkan sosok pemimpin berwatak jujur.
"Kalau tidak jujur saudara sekalian, akan ada karma politik. Itulah keyakinan spiritualitas kita sebagai bangsa yang bertuhan," ujar Hasto dalam amanatnya kepada peserta upacara.
Dia juga dalam amanatnya turut berbicara langkah PDIP menyambut Pemilu 2024 harus sesuai dengan ajaran Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno.
Menurutnya, Bung Karno mengajarkan rakyat untuk tetap semangat dalam setiap pertarungan, karena hal itu yang bisa mengantarkan bangsa kepada kemenangan.
"Bung Karno mengajarkan kita di mana-mana asal semangat berkobar dan bersatu, kita bisa menundukkan lawan yang hebat bahwa Persatuan dengan rakyat itu senjata yang sehebat-hebatnya," ujarnya.
Setelah amanat Hasto selesai, rangkaian upacara ditutup dengan doa dan peserta membubarkan diri dengan tertib.
PDIP kemudian melaksanakan berbagai lomba seperti balap bakiak yang menjadi ciri khas kegiatan rakyat saat HUT RI. (ast/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Aristo Setiawan