MENJAGA kesehatan tidak bisa diremehkan oleh siapa saja, khususnya kaum wanita. Bukan hanya kesehatan fisik, namun juga kesehatan organ intim dalam tubuh, seperti rahim dan indung telur. Mengatur jarak kehamilan dan jumlah anak, merupakan salah satu cara menurunkan resiko terganggunya organ-organ tersebut.
Keluarga Berencana (KB) sangat penting dilakukan untuk mengatur jarak kelahiran serta menghindari ledakan penduduk. Setelah menikah, ada baiknya suami istri membicarakan untuk mulai ber-KB. Segala persiapan harus dilakukan seperti alat kontrasepsi apa yang akan dipilih dan bagaimana perencanaan memiliki dua orang anak saja di dalam keluarga.
Kepala Bidang Advokasi Pergerakan dan Informasi (Adpin) BkkbN Sumut Anthony, S.Sos, mengatakan, dengan ber-KB, kesehatan ibu akan lebih terjaga, kehamilan tidak diinginkan dapat dicegah dan keharmonisan keluarga dapat ditingkatkan. Bahkan dengan ber-KB, tumbuh kembang anak akan lebih terjamin serta kebutuhan ASI Eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi. Untuk mulai ber-KB pasangan suami istri harus paham terlebih dahulu maksud dan tujuannya serta memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan kesehatan.
“Tahun lalu, sasaran peserta KB baru kita sebanyak 372.401 akseptor. Ternyata pencapaiannya melebihi dari target yaitu 406.638. Ini berarti kesadaran masyarakat untuk ber-KB semakin tinggi. Pencapaian tertinggi ada di Kabupaten Tapanuli Utara dengan 142,2 persen dan Kabupaten Batubara yaitu 135,8 persen,” ujar Anthony.
Untuk mulai ber-KB, tambah Anthony, setiap pasangan akan diberikan pengarahan tentang program tersebut. Dengan begitu, pasangan suami istri akan memahami seluk beluk program KB. Berbagai macam alat kontrasepsi dan cara ber-KB akan dikenalkan. Pilihan KB untuk wanita juga banyak diantaranya suntik, IUD, pil, implant, metode operasi wanita (MOW). Sedangkan untuk pria seperti vasektomi dan pemakaian kondom.
“Mengikuti program KB dalam keluarga sangat banyak manfaatnya. Seperti mengatur angka kelahiran dan jumlah anak dalam keluarga. Jika seseorang bisa mengatur dan merencanakan jumlah anak, diharapkan akan meningkatkan kualitas kehidupan keluarga tersebut. Sedangkan penggunaan kondom akan membantu mengurangi resiko penyebaran penyakit menular melalui hubungan seks,” terangnya.
Bukan hanya dalam keluarga, bahkan program KB mulai dikenalkan untuk para remaja. “Tujuannya agar remaja yang nantinya menikah punya konsep kedepan. Idealnya remaja wanita menikah diusia 20 tahun dan pria 25 tahun. Jika menikah pada usia yang masih sangat muda, dikhawatirkan organ reproduksinya belum matang dan ini jelas saja tidak baik untuk si ibu. Bahkan anak yang lahir nantinya dikhawatirkan ada kelainan,” bebernya. (mag-11)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pola Hidup Tak Sehat Picu Pengentalan Darah
Redaktur : Tim Redaksi