Pilkada DKI Putaran II, Begini Gambaran Pemilih di Medsos

Senin, 17 April 2017 – 10:43 WIB
Basuki Tjahja Purnama saat adu argumen dengan Anies Baswedan dalam debat Pilgub DKI Putaran II. Foto Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Institute for Transformation Studies (Intrans) melakukan komparasi dengan riset kuantitatif terhadap 50 konten terbaik dari dua pasangan calon Pilkada DKI Putaran II, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Riset ini dilakukan melacak sejauh mana rekaman data respon terhadap konten bisa menunjukkan elektabilitas dan kecenderungan pemilih, sebagaimana tercermin dalam survei-survei kuantitatif. Seperti diketahui, pemungutan suara putaran kedua digelar Rabu, 19 April 2017.

BACA JUGA: Setuju Gak? Konsep Konser Musik Dibayar Sampah

“Di media sosial kedua pasang kandidat masih berupaya memastikan tidak sedikitpun celah untuk melemahkan dan mempengaruhi publik untuk berpindah pilihan politiknya,” kata Direktur Intrans, Andi Saiful Haq dalam keterangan persnya yang diterima JPNN.com, Senin (17/4).

Saiful mengatakan, yang sudah menjadi basis pemilih dari masing-masing calon maka dikuatkan dan dijaga. Sementara yang masih ragu akan diyakinkan dengan berbagai konten dan pesan yang disebar dalam bentuk video, teks, audiovisual dan grafis di media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan Youtube.

BACA JUGA: Pilkada Tinggal Hitung Hari, Tak Perlu Drama Lagi

Persoalannya media sosial dengan berbagai interaksi yang cepat dan intens, tidak serta merta mencerminkan kecederungan pilihan publik. “Sulit melakukan komparasi antara kampanye satu kandidat dengan kandidat yang lain hanya berdasarkan volume aktivitas,” katanya.

Jalan satu-satunya adalah membuat kategorisasi dan klasterisasi, serta melakukan analisa pada beberapa konten. Jumlah konten yang sama dalam satu periodisasi yang juga sama, akan memudahkan analis untuk melakukan komparasi apple-to apple dalam sebuah komparasi.

BACA JUGA: Bagaimana Persatuan Ingin Dibangun Kalau Masih ada Ketimpangan

Dari 50 konten terbaik dari Ahok-Djarot dan Anies-Sandi yang dianalisa, Intrans menemukan bahwa petahana akan unggul dengan margin selisih yang sangat tipis. Ahok-Djarot di angka 52,01 persen sementara Anies Sandi meraih suara sebesar 47,99 persen.

Namun melalui simulasi dengan memasukkan berbagain faktor yang terbaca dari konten dan kejadian terbaru, keunggulan Ahok-Djarot tergerus dengan 50,1 persen sementara Anies-Sandi 49,9 persen. Kejadian terbaru yang dimaksud adalah insiden yang menimpa Djarot di salah satu masjid di Tebet.

“Kubu Anies-Sandi tampaknya semakin menemukan performa kampanyenya pasca debat terakhir, dengan terbukanya ruang menjelaskan program-program unggulan, yang selama ini sulit mereka lakukan,” kata Saiful.

Di kubu Ahok-Djarot sendiri, ada beberapa kejadian yang bisa saja akan melemahkan posisinya karena memuat konten SARA. Seperti kasus Steven di Changi. (jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok-Djarot Habiskan Rp 31 Miliar di Putaran Kedua


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler