jpnn.com, TANGSEL - Pengamat politik UIN Ciputat, Zaki Mubarak mengatakan Pilkada Kota Tangerang Selatan makin menarik karena munculnya sosok-sosok muda non-partai politik (parpol). Salah satunya adalah Siti Nur Azizah.
Zaki menyebut Azizah makin populer karena aktif menyosialisasikan visinya dengan terjun langsung ke masyarakat.
BACA JUGA: Sambut Pilkada 2020, NasDem Panaskan Mesin Partai
Azizah yang menjadi kekuatan baru dalam kontestasi politik lima tahunan di Tangsel ini pun menjadi incaran parpol untuk menyandingkan kadernya sebagai bakal calon wakil wali kota dari putri Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin tersebut.
Menurut Zaki, meski Azizah merupakan pendatang baru di panggung politik, namun dia makin diperhitungkan.
BACA JUGA: Siti Nur Azizah Bersilaturahmi dengan Ketua MUI Tangsel
“Melihat Siti Nur Azizah menjadi figur yang populer dan makin diperhitungkan, maka beberapa partai berikhtiar mengajukan calon untuk mendampinginya,” ungkap Zaki kepada wartawan, Selasa (4/2/2020).
Zaki mengatakan meski Azizah bukan kader Partai politik, namun ia memiliki sumber daya yang besar dalam Pilakda Tangsel. Kekuatan itu berupa jaringan dengan grassroot (masyarakat/pemilih di level kampung), dan komunikasi dengan elite-elite parpol.
BACA JUGA: Siti Nur Azizah Bantu Korban Terdampak Banjir di Tangsel
“Parpol-parpol mengajukan diri sebab sampai sekarang belum ada tanda-tanda Bu Azizah berpasangan dengan siapa, jadi masih sangat terbuka. Dan itu hal yang positif,” imbuhnya.
Namun, Zaki menekankan, sosok bakal calon wakil Azizah tersebut harus memiliki visi dan program yang jelas, kongkret dan sejalan dengan aspirasi masyarakat untuk mempertajam visi Pemerataan Kemajuan dan Kesejahteraan (Permata) Tangsel yang diusung Azizah.
Hal ini sangat diperlukan mengingat Tangsel yang terdiri dari 7 kecamatan memiliki karakteristik berbeda soal kemajuan pembangunan serta struktur ekonominya.
Ia mencontohkan kawasan Bumi Serpong Damai dan Bintaro yang dari aspek pembangunan ekonomi maju pesat, namun juga ada kecamatan lain yang tertinggal.
“Hal ini butuh strategi yang berbeda. Calon-calon (wakil Azizah) yang hendak maju juga sebaiknya mulai membangun komunikasi dengan publik, mendengarkan suara mereka, jangan hanya pasang foto di poster/pamflet. Semua berhak mendampingi, tetapi ya harus ada kesesuaian visi dan misi,” pungkasnya.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich