Pimpin Bunda Merah Putih Sumsel, Romiana Hidayati Sumadi Berkomitmen Jaga Keberagaman

Senin, 20 Februari 2023 – 20:43 WIB
Ketua Pembina Bunda Merah Budi Karya Sumadi bersama Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Darmansjah Djumala menghadiri acara peresmian kepengurusan BMP Sumsel di bawah kepemimpinan Romiana Hidayati Sumadi. Foto: Dokumentasi BMP Sumsel

jpnn.com, PALEMBANG - Gerakan positif dari Bunda Merah Putih (BMP) terus meluas. Kali ini, BMP meresmikan kepengurusan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Di bawah kepemimpinan Romiana Hidayati Sumadi, BMP Sumsel berkomitmen menjaga keberagaman di Indonesia sekaligus melaksanakan kegiatan sosial, seperti pengentasan stunting, serta pemberdayaan perempuan dan anak.

BACA JUGA: BMP Gaungkan Self Love lewat Sejuta Cinta untuk Wanita Indonesia

Adik kandung Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi itu berharap dapat merajut keberagaman yang ada di Sumsel.

Romiana Sumadi dibantu Sariwulan Hendramingtyas (sebagai sekretaris) dan Rieka Setyowati (sebagai bendahara) dalam kepengurusan BMP Sumsel.

BACA JUGA: Bunda Merah Putih Berikan Trauma Healing kepada Anak Korban Gempa Cianjur

"Komunitas Bunda Merah Putih semua ini dimulai kegiatan saya dengan teman-teman sekitar 60 orang," kata Bunda Ana, sapaan akrab Romiana Sumadi.

Dia menyebutkan komunitas ini terdiri dari beragam bunda-bunda dari berbagai etnis dan kepercayaan dengan latar belakang berbeda untuk mendukung program pemerintah terkait perlindungan anak dan perempuan.

BACA JUGA: Bunda Merah Putih Bergerak, Salurkan Bantuan Korban Gempa Cianjur

"Terutama menyangkut pengentasan stunting," sebutnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua BMP Pusat Adriana Angela Brigita atau akrab disapa Bunda Gita mengungkapkan komunitas ini sudah ada sekitar 7-8 tahun yang lalu yang memiliki kepedulian terhadap kedaulatan negara dengan terus menjaga keberagaman yang ada.

"Kami peduli dengan anak-anak, masa depan anak-anak yang terus tinggal di Indonesia, jangan sampai terpecah-pecah, dan itulah salah satu tujuan Bunda Merah Putih," kata Bunda Gita.

Dia berharap kepedulian Bunda Merah Putih DKI Jakarta bisa berlanjut ke daerah, termasuk di Sumsel.

Bunda Gita menegaskan BMP merupakan sukarelawan independen. Bahkan BMP memiliki peran besar dalam keluarga dan bangsa.

"Kami bukan sebagai relawan nasi bungkus atau relawan bagi-bagi kaos, tetapi kami bekerja untuk bangsa, NKRI, yang bekerja untuk negeri, yang hadir dengan berbagai program dengan tujuan memajukan bangsa mulai dari kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan perempuan," tegas Bunda Gita.

Dia menjelaskan program-program sosial tersebut bertujuan mengoptimalkan bunda-bunda sebagai tonggak di lingkungan terdepan keluarga sekaligus melahirkan pemimpin yang berakhlak dan nasionalis.

Menurut Bunda Gita, ibu-ibu dalam rumah tangga memiliki peran luar biasa, karena mempengaruhi suami dan anak-anaknya berakhlak, memiliki moral dan nasionalisme yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

"Sehingga kelak anak-anak kita menjadi pemimpin hebat yang berjiwa nasionalisme Pancasila di manapun dia berada. Karena itu berbanggalah kita semua yang tergabung dalam keluarga besar Bunda Merah Putih penjaga NKRI," tandasnya.

Ketua Pembina BMP Budi Karya Sumadi menambahkan keberagaman masyarakat Indonesia, khususnya di Sumsel sudah ada sejak dulu dan perlu dipertahankan.

"Sumsel jelas banyak keberagaman mulai gending Sriwijaya, songket dan tempoyak, yang merupakan pemersatu. Nah, Bunda Merah Putih ini diharapkan terus merajut keberagaman itu dengan terus mempersatukan perbedaan," harapnya.

Pria yang sekarang menjabat sebagai Menteri Perhubungan ini pun menilai Indonesia adalah negara besar dan tidak jauh berbeda dengan negara Amerika Serikat sehingga persatuan harus terus dijaga.

"Ke Aceh dan Papua sama saja enam jam, sama di AS. Artinya sama saja kita dengan negara besar dan jangan mau dipecah belah. Saya bersama Darmansyah Djumala mantan Duta Besar Austria mengkampanyekan keberagaman yang ada melalui Bunda Merah Putih, " tandasnya.

Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Darmansjah Djumala menyampaikan meski ada anggapan Pancasila tergerus saat ini khususnya di kalangan milenial, namun nyatanya hal itu tidaklah benar.

"Jika bicara soal Pancasila luntur khususnya bagi anak milenial, saya rasa tidak juga. Sebab nilai-nilai Pancasila selama ini selalu diterapkan masyarakat Indonesia," ujar mantan Dubes RI untuk Austria itu.

Lebih lanjut Darmansjah Djumala mencontohkan meski masyarakat di Jakarta jarang berfoto dengan Monas dan masyarakat Palembang jarang berfoto di latar belakang Jembatan Ampera yang selama ini menjadi ikon masing-masing, namun hal itu tidak menghilangkan nilai-nilai yang ada.

"Termasuk masyarakat Indonesia membantu korban gempa, itu karena nurani Pancasila. Jadi jangan kecilkan dan Pancasila memang abstrak, tetapi nilai-nilainya selalu kita terapkan," pungkas Darmansjah Djumala. (mar1/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler