jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi dukungan Pengurus Pusat Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang menekankan perlunya konsolidasi politik mengembalikan kembali marwah MPR sebagai lembaga tertinggi negara.
Karena itu, MPR RI akan meminta Badan Pengkajian dan Komisi Kajian Ketatanegaraan membuat kajian untuk mengembalikan muruah MPR RI sebagai lembaga tertinggi negara.
BACA JUGA: Bamsoet dan Rachmat Gobel Dukung Lomba Cipta Lagu Cinta Indonesia III
"Bang Surya Paloh juga menyoroti perlunya perbaikan kualitas demokrasi Indonesia. Pengalaman Pemilu terakhir, polarisasi masih sangat tinggi. Politik identitas terlalu bermain,’’ ujar Bamsoet.
Sementara itu, banyak masyarakat yang belum memiliki kematangan dalam berpolitik. Akibatnya, perpecahan akibat pemilu atau pilkada di kalangan masyarakat masih sangat tinggi.
BACA JUGA: Bamsoet Buka Kompetisi Sepak Bola Garuda International Cup II di Sentul
‘’Kesadaran berbangsa dan bernegara serta kedewasaan dalam berpolitik mutlak diperlukan saat ini,’’ ucap Bamsoet.
Hal itu dikatakannya seusai memimpin silaturahmi kebangsaan pimpinan MPR RI dengan pengurus pusat Partai NasDem di Nasdem Tower, Jakarta, Jumat (1/7).
BACA JUGA: Bamsoet Luncurkan Buku soal Urgensi Vaksinasi Ideologi untuk Tangkal Radikalisme
Pimpinan MPR RI yang hadir antara lain, Lestari Moerdijat, Jazilul Fawaid, Syarif Hasan, dan Hidayat Nur Wahid. Sementara pengurus Nasdem yang hadir antara lain, Ketua Umum Surya Paloh, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Enggartiasto Lukita dan Maxi Gunawan, Sekjen Johnny G Plate, Ketua Fraksi Nasdem DPR RI Roberth Rouw, serta Ketua DPP Amelia Anggraini dan Syarif Alkadrie.
Surya Paloh menekankan MPR RI bisa membuat konvensi berupa gebrakan mengundang semua calon presiden yang resmi bertarung untuk menjabarkan visi dan misi kebangsaannya di hadapan MPR.
"Kami sepakat dengan pernyataan Pak Surya Paloh bahwa akhir dari penyelenggaraan Pemilu bukan memecah belah persatuan bangsa. Narasi-narasi kebangsaan yang mengedepankan kedewasaan sikap politik ini selaras dengan apa yang diperjuangkan MPR untuk menjaga iklim politik tetap teduh," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan sejarah membuktikan bahwa mewujudkan pemilu yang jujur, adil, dan berkualitas bukanlah pekerjaan mudah.
Pemilu kerap menghasilkan residu kontestasi politik yang berimbas pada polarisasi rakyat dan dapat memicu lahirnya konflik horizontal.
"Esensi dari kompetisi demokrasi adalah memenangkan hati rakyat, yang bermuara pada kepentingan rakyat. Bukan justru menempatkan rakyat pada kutub-kutub polarisasi yang sarat dengan potensi konflik," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi