Pinsar Desak Pemerintah dan DPR Merevisi UU Peternakan agar Prorakyat

Minggu, 11 Agustus 2024 – 15:44 WIB
Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) menggelar Musyarawah Nasional (Munas) VI dengan tema “Meneguhkan Kedaulatan Peternak Rakyat Menuju Indonesia Emas 2045” di Yogyakarta, Sabtu (10/8). Foto: Pinsar

jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) mendesak pemerintah dan DPR RI untuk merevisi Undang-Undang Peternakan.

Hal itu merupakan sikap Pinsar setelah menggelar Musyarawah Nasional (Munas) VI dengan tema “Meneguhkan Kedaulatan Peternak Rakyat Menuju Indonesia Emas 2045” di Yogyakarta, Sabtu (10/8).

BACA JUGA: Sinergi PNM dan ANTAM Dorong Peternak Sapi Lokal Tingkatkan Kualitas dan Suplai Susu

Munas VI Pinsar meneguhkan kembali komitmen memperjuangkan aspirasi dan harapan peternak rakyat, untuk berdaulat di negerinya sendiri. Serta mengevaluasi kinerja selama lima tahun terakhir untuk mewujudkan kesejahteraan bagi peternakan rakyat.

Menurut Ketua Umum Pinsar Singgih Januratmoko, Munas VI menjadi momen penting bagi dunia dan industri perunggasan nasional.

BACA JUGA: Upaya Sarihusada Tingkatkan Produktivitas Peternak Sapi Perah Rakyat & Koperasi Susu Segar

“Tahun ini bertepatan dengan masa pergantian dari pemerintahan baru yang mengusung program minum susu dan makan bergizi gratis bagi siswa sekolah dari SD hingga SMA,” ujarnya.

Anggota Komisi VI DPR RI ini mengungkapkan satu dekade terakhir menjadi masa kelam bisnis perunggasan, khususnya peternak yang bergerak di bidang budidaya broiler.

BACA JUGA: Jaga Ketahanan Pangan Indonesia melalui Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal

“Problem oversupply yang selama ini terjadi seakan tidak berujung, sehingga banyak menenggelamkan usaha peternak broiler,” keluh Singgih.

Selain itu, permintaan atau konsumsi daging ayam masyarakat tumbuh jauh di bawah kemampuan produksi ayam broiler. Momen Munas menjadi sangat strategis bagi Pinsar Indonesia untuk mempersiapkan diri berkontribusi menyukseskan program pemerintah tersebut.

Pada sesi diskusi ‘Rembug Peternak’ bertema “Implementasi Penyediaan Makanan Bergizi Gratis, Tantangan, dan Solusinya”, hadir Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas Maino Dwi Hartono.

Berkaitan program makan bergizi gratis, diperkirakan ada sekitar 82 juta orang mulai dari usia PAUD, SD, SMP, SMA hingga lansia yang akan menerima program pemerintah tersebut.

"Mengantisipasi kebutuhan pangan seperti beras, jagung, daging ayam, daging sapi, telur, dan susu kami berkooodinasi dengan semua pihak. Tentu, kami akan mengedepankan para peternak agar mendapatkan harga yang baik,” jelasnya.

Anggota Dewan Pembina Pinsar Muladno yang memandu diskusi mengatakan pihaknya merupakan asosiasi peternak, mengatakan terdapat peluang bagi mandiri dengan adanya program pemerintah makan bergizi gratis.

"Kami berharap program makan bergizi gratis betul-betul bisa berjalan dan diarahkan ke peternak rakyat,” ujarnya.

Singgih dalam diskusi tersebut menambahkan program makan bergizi gratis memberikan dampak positif karena serapan ayam meningkat 10 sampai 20 persen dan harga akan lebih stabil.

"Program makan bergizi gratis sudah diketok pada APBN 2025 senilai Rp71 triliun. Saat ini harga ayam yang sering naik turun diharapkan melalui program ini bisa stabil,” imbuhnya.

Singgih dalam sambutannya menyebut tugas sebagai ketua umum terpilih ini merupakan amanah yang harus dilaksanakan sebagai pertanggungjawaban dunia akhirat,

“Seharusnya ada regenerasi setelah cukup memimpin dua periode. Untuk itu kami berharap lima tahun ke depan ada pengganti yang lebih muda yang dapat memperjuangkan nasib peternak-peternak di Indonesia,” ujarnya.

Namun demikian, lanjutnya, tugas dan amanah ini diberikan berkaca pada pengalaman 10 tahun terakhir menakhodai Pinsar Indonesia. Bagaimana Pinsar Indonesia memperjuangkan agar peternak mandiri bisa tetap eksis usahanya meskipun faktanya saat ini peternak broiler semakin sedikit. Artinya, keuntungan yang dihasilkan peternak mandiri belum berhasil.

“Tetapi, alhamdulillah untuk peternak layer bersama asosiasi yang lain dapat berkembang, untuk populasinya juga sudah jauh lebih banyak daripada sepuluh tahun yang lalu dan satu tahun terakhir ini kondisi membaik, harga bisa di atas harga pokok produksi (HPP),” jelasnya.

Selanjutnya, dia mengajak seluruh pengurus untuk tulus Ikhlas bekerja mewujudkan kesejahteraan peternak demi kemajuan bangsa Indonesia. Singgih bersama pengurus lainnya akan melakukan konsolidasi organisasi sebagai langkah awal menjalankan program kerja dan menjadi eksekutor dalam menyukseskan program pemerintah seperti minum susu dan makan bergizi gratis.

Langkah selanjutnya, imbuh Singgih, menjaga soliditas dan kerja sama antarbidang pengurus Pinsar Indonesia. Mengakhiri sambutannya, Singgih memperkenalkan Duta Ayam dan Telur yang akan bersosialisasi kepada masyarakat.

Munas VI Pinsar Indonesia menetapkan tiga rekomendasi kepada pemerintah di antaranya menetapkan setiap 15 Oktober sebagai Hari Ayam dan Telur Nasional, mengusulkan kepada pemerintah untuk merevisi Undang-undang Peternakan Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan agar dalam membangun perunggasan lebih kompetitif, dan mendorong harga ayam di atas harga pokok produksi (HPP). (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sarihusada Dorong Susu sebagai Sumber Nutrisi Penting Lewat Pengembangan Peternak Lokal


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler