Mau bagaimana lagi, PSSI yang sekaligus otoritas tertinggi sepak bola Indonesia tetap bersikukuh untuk tidak mengakomodir tim-tim "kembar" yang saat ini berkompetisi di IPL dalam unifikasi liga Indonesia musim 2014 mendatang.
"PSSI sendiri sudah tidak mengakui adanya dualisme klub-klub yang ada di daerah sejak 17 Maret lalu. Ini adalah resiko dari perjuangan, kalau dulu mereka berkuasa dan memngakomodir anggota mereka, jangan salahkan kami juga kalau hari ini kami berkuasa dan kami mencari anggota pendukung kami," kata Wakil Ketua PSSI, La Nyalla Mattallitti, setelah rapat Executive Committee PSSI di hotel Shangri La Surabaya, kemarin (9/4).
Menurut Nyalla, nasib Persebaya tersebut sejatinya sudah diputuskan sejak Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta pada 17 Maret lalu. Dalam surat keputusan nomor 2 KLB/PSSI/III/2013 itu, PSSI hanya akan mengakomodir empat klub IPL yang berada di empat peringkat teratas yang layak mengikuti kompetisi musim depan bersama 18 klub asal Indonesia Super League (ISL).
Tapi, empat tim teratas tersebut diluar Persebaya, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Persija dan Arema. "Tim-tim ini sudah kami cut sejak 17 Maret atau KLB. Jadi, kalau mereka mau protes silahkan saja, tapi kami tetap pada prinsip awal kami," jelasnya.
Bahkan, pria yang juga Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) Jatim itu menambahkan bahwa, aksi demonstrasi dan aksi jalanan yang dilakukan oleh para suporter Persebaya yang identik dengan bonek akhir-akhir ini tidak merubah keputusan dari PSSI.
"Hasil dari kongres luar biasa itu sudah jelas,"ungkapnya. "Jadi, mereka hanya bisa mengikuti kompetisi sepanjang 2013, tapi saat di 2014 sudah tidak bisa lagi," lanjutnya.
Tak hanya itu, upaya hukum yang sedang ditempuh oleh Saleh Ismail Mukadar, Komisaris Utama PT Persebaya Indonesia di Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) juga tidak menjadi bahan pertimbangan PSSI untuk menyelesaikan dualisme Persebaya yang sedang menghangat itu.
"Mereka boleh saja bawa ke BAKI, dan diputuskan menang pun bukan berarti mereka lantas bisa ikut kompetisi di ISL (Indonesia Super League, Red). Kalau mau gabung dengan PSSI lagi, ya harus ikut dari bawah, dari Divisi III Amatir lagi," jelas pria berkacamata itu.
"Toh di statuta PSSI juga tidak mengenal adanya lembaga BAKI yang dipercayakan untuk menyelesaikan sengketa PSSI. Jadi, apapun keputusan dari BAKI juga tidak mempunyai hak mengikat kepada PSSI. Karena yang dikenal oleh PSSI adalah BAORI (Badan Arbitase Olahraga Indonesia, Red)," timpalnya.
Meski tidak lagi mengakui keberadaan Persebaya IPL, Nyalla mengatakan bahwa Persebaya yang saat ini berlaga di Divisi Utama PT Liga Indonesia bersedia untuk menampung semua pemain yang Persebaya IPL.
"Apalagi pemain-pemain yang telah menjadi ikon Persebaya, akan kami akomodir. Yang jelas selama masih mengaku warga Surabaya ayo angkat tim ini sama-sama," urai dia.
Dalam perkembangan yang sama, Saleh Mukadar mengatakan bahwa, keputusan PSSI tersebut adalah bentuk penzoliman terhadap tim kebanggaan arek-arek Suroboyo itu.
"Selain sewenang-wenang, mereka juga mengabaikan fakta hukum, fakta sejarah dan dukungan masyarakat," keluh Saleh.
Sebagaimana diketahui, dalam rapat Exco kemarin, ada beberapa hal penting yang diputuskan. Yaitu, menggelar kongres tahunan PSSI di Surabaya pada 15 Juni mendatang.
Kemudian, revitalisasi kepengurusan PSSI dan pemilihan Ketua Badan Tim Nasional (BTN) yang jatuh pada La Nyalla Mattallitti jelang SEA Games 2013. Sementara, yang terakhir adalah pembahasan pemantapan penyatuan liga.
"Secara garis besar tidak ada usulan baru yang dikemukakan pada rapat kali ini. Terkait Kompetisi Divisi Utama kami mendapatkan surat dari 11 peserta kompetisi DU yang dikelola oleh LPIS yang menginginkan pengelolaan kompetisi mereka dialihkan kepada PT Liga Indonesia. Hal ini kami serahkan penuh kepada Ketua Komite Kompetisi, Erwin Dwi Budiawan untuk segera berkoordinasi dengan mereka," jelas Sekjend PSSI Hadiyandra.(dik/ady)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengamuk, 14 Menit Gala Cetak 3 Gol
Redaktur : Tim Redaksi