KEPANJEN – Petani tanaman Sengon di Kabupaten Malang, dijamin tidak akan merugi lagi saat menjual Sengon. Sebab sekarang ada alat teknologi yang mengukur volume dari kayu Sengon yang akan dijual. Namanya Pita Volume Sengon. Alat yang berbentuk seperti meteran milik penjahit ini, hasil karya Balai Penelitian Teknologi Agroforestry yang berkantor di Ciamis – Jawa Barat.
Kamis (23/5), alat itu dipromosikan dalam acara Gelar Teknologi Kehutanan Pita Volume Sengon dan Budidaya Gaharu di aula Bojana Puri Kepanjen. Pesertanya adalah para penyuluh, Dinas Kehutanan terkait, pengusaha serta para kelompok tani.
“Alat ukur pita volume seperti ini, di Malang masih belum ada. Pita ukur volume yang kami gelar ini, khusus untuk mengukur volume kayu Sengon. Selain Pita Volume Sengon, sebetulnya ada alat ukur lain untuk mengukur volume kayu Jati, Mahoni atau Pinus. Namun karena di Malang ini masyarakatnya cenderung memilih kayu Sengon, karena mudah tumbuh dan dipasarkan, maka Pita Volume Sengon ini yang kami promosikan,” ungkap Dharmawan Patih, Ketua Penyelenggara.
Cara kerja dari alat ini, tak jauh beda dengan penjahit yang mengukur pakaian seseorang. Kerja dari Pita Volume Sengon ini, cukup dililitkan pada batang kayu yang akan diukur dan akan langsung diketahui berapa volume dari kayu tersebut. “Pita Volume Sengon ini, tidak hanya untuk mengukur satu batang pohon Sengon saja.
Tetapi bisa untuk mengukur satu hektare pohon Sengon dengan cara dijumlah,” terang Dharmawan.
Tujuan dari pembuatan Pita Volume Sengon itu sendiri, untuk menghindari petani Sengon rugi ketika penjualan kayu Sengon. Sebab selama ini, petani Sengon selalu merasa dirugikan oleh pembeli karena ada perbedaan pengukuran volume. “Tetapi dengan Pita Volume Sengon ini, tidak akan ada lagi petani yang dirugikan,” katanya.
Sementara untuk budidaya Baharu sendiri, dijelaskan bahwa selama ini petani belum mengenal tentang tanaman Baharu. Baharu ini memang merupakan jenis penyakit kanker yang tumbuh di batang pohon. Tetapi setelah dilakukan penelitian, bahwa banyak manfaat dari tanaman Baharu ini.
“Yaitu sebagai bahan dasar pembuatan parfum, obat-obatan serta untuk obat nyamuk. Dan hasil dari budi daya ini sendiri, sebetulnya sangat menguntungkan sekali,” tambahnya.(agp)
Kamis (23/5), alat itu dipromosikan dalam acara Gelar Teknologi Kehutanan Pita Volume Sengon dan Budidaya Gaharu di aula Bojana Puri Kepanjen. Pesertanya adalah para penyuluh, Dinas Kehutanan terkait, pengusaha serta para kelompok tani.
“Alat ukur pita volume seperti ini, di Malang masih belum ada. Pita ukur volume yang kami gelar ini, khusus untuk mengukur volume kayu Sengon. Selain Pita Volume Sengon, sebetulnya ada alat ukur lain untuk mengukur volume kayu Jati, Mahoni atau Pinus. Namun karena di Malang ini masyarakatnya cenderung memilih kayu Sengon, karena mudah tumbuh dan dipasarkan, maka Pita Volume Sengon ini yang kami promosikan,” ungkap Dharmawan Patih, Ketua Penyelenggara.
Cara kerja dari alat ini, tak jauh beda dengan penjahit yang mengukur pakaian seseorang. Kerja dari Pita Volume Sengon ini, cukup dililitkan pada batang kayu yang akan diukur dan akan langsung diketahui berapa volume dari kayu tersebut. “Pita Volume Sengon ini, tidak hanya untuk mengukur satu batang pohon Sengon saja.
Tetapi bisa untuk mengukur satu hektare pohon Sengon dengan cara dijumlah,” terang Dharmawan.
Tujuan dari pembuatan Pita Volume Sengon itu sendiri, untuk menghindari petani Sengon rugi ketika penjualan kayu Sengon. Sebab selama ini, petani Sengon selalu merasa dirugikan oleh pembeli karena ada perbedaan pengukuran volume. “Tetapi dengan Pita Volume Sengon ini, tidak akan ada lagi petani yang dirugikan,” katanya.
Sementara untuk budidaya Baharu sendiri, dijelaskan bahwa selama ini petani belum mengenal tentang tanaman Baharu. Baharu ini memang merupakan jenis penyakit kanker yang tumbuh di batang pohon. Tetapi setelah dilakukan penelitian, bahwa banyak manfaat dari tanaman Baharu ini.
“Yaitu sebagai bahan dasar pembuatan parfum, obat-obatan serta untuk obat nyamuk. Dan hasil dari budi daya ini sendiri, sebetulnya sangat menguntungkan sekali,” tambahnya.(agp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rayakan Kelulusan, Siswa SMA Dilarang Konvoi
Redaktur : Tim Redaksi