JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Andi Rahmat PKS mengatakan telah terjadi berbagai anomali dalam APBNP. Menurutnya, setiap saat dikatakan APBN defisit sementara diakhir tahun selalu terjadi kelebihan anggaran.
"Pemerintah selalu menggembar-gemborkan defisit APBN. Tapi setiap akhir tahun selalu ada kelebihan anggaran," kata Andi Rahman, dalam Rapat Paripurna DPR pengambil keputusan terhadap RUU tentang Perubahan atas UU Nomor 19 tahun 2012 tentang APBN Tahun Aanggara 2013, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (17/6).
Anomali kedua yang dibangun pemerintah sebagai akibat menaikkan harga BBM lanjutnya, melembagakan inflasi hingga tidak pernah kurang dari 10 persen setiap tahunnya.
"Anomali ketiga, inflasi tersebut selalu ditujukan terhadap buruh yang jumlah gajinya masih belum memadai," ungkapnya.
Selain itu Andi Rahmat juga mengkritisi logika pemerintah yang dia anggap sangat kontradiksi. "Di satu sisi mengaku tengah berupaya mengurangi subsidi BBM terhadap warga negara yang dinilai mampu. Di sisi lain kuota BBM terus naik. Ini sangat tidak masuk akal," tegasnya.
Terakhir dia juga mengritisi tidak seriusnya pemerintah untuk mengonversi penggunaan BBM ke gas.
"Sumber alokasi pengguna gas kita tidak pernah dapat porsi yang adil. Bahkan gas kita diekspor untuk kepentingan negara lain," ungkapnya. (fas/jpnn)
"Pemerintah selalu menggembar-gemborkan defisit APBN. Tapi setiap akhir tahun selalu ada kelebihan anggaran," kata Andi Rahman, dalam Rapat Paripurna DPR pengambil keputusan terhadap RUU tentang Perubahan atas UU Nomor 19 tahun 2012 tentang APBN Tahun Aanggara 2013, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (17/6).
Anomali kedua yang dibangun pemerintah sebagai akibat menaikkan harga BBM lanjutnya, melembagakan inflasi hingga tidak pernah kurang dari 10 persen setiap tahunnya.
"Anomali ketiga, inflasi tersebut selalu ditujukan terhadap buruh yang jumlah gajinya masih belum memadai," ungkapnya.
Selain itu Andi Rahmat juga mengkritisi logika pemerintah yang dia anggap sangat kontradiksi. "Di satu sisi mengaku tengah berupaya mengurangi subsidi BBM terhadap warga negara yang dinilai mampu. Di sisi lain kuota BBM terus naik. Ini sangat tidak masuk akal," tegasnya.
Terakhir dia juga mengritisi tidak seriusnya pemerintah untuk mengonversi penggunaan BBM ke gas.
"Sumber alokasi pengguna gas kita tidak pernah dapat porsi yang adil. Bahkan gas kita diekspor untuk kepentingan negara lain," ungkapnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MPR Kecam Insiden Jambi
Redaktur : Tim Redaksi