"Sikap seperti ini yang telah lama diharapkan publik. Kita juga perlu mengapresiasi sikap Kapolri yang legowo atas berbagai solusi yang dicapai. Ini menunjukkan sikap kenegarawanan beliau," kata Aboebakar kepada wartawan, Selasa (9/10).
"Saya rasa pidato yang disampaikan presiden sudah tepat," tegasnya.
Ia mengingatkan, sebagai penegak hukum komisioner KPK jangan terlalu mengedepankan publisitas media di tengah penegakan hukum. "Itu dulu kan juga janji Abraham saat fit and proper test, semoga saja tak lupa," ungkapnya.
Apalagi, sambung dia, mengumbar statemen tidak memerlukan political will dari DPR dan Presiden. "Nah sekarang ternyata akhirnya juga meminta presiden turun gunung. Janganlah itu sampai terluang lagi, itu bukan statemen seorang negarawan, karena berpotensi membuat disharmonisasi hubungan antar lembaga, sungguh itu tidak baik," katanya.
Dia berharap, apa yang dicapai oleh KPK dan Polri hari ini serta apa yang disampaikan oleh Presiden akan segera dapat diimplementasikan. "Jadi tak sekedar sebagai angin segar saja," ujarnya. Menurutnya, pemberantasan korupsi dan penegakan hukum harus tetap jalan karena masih banyak PR menunggu. Misalnya, penuntasan kasus Hambalang, Wisma Atlet dan Century sudah menunggu. "Jangan membuang energi untuk perkara yang kurang urgen," jelasnya.
Dia mengapresiasi sikap tegas presiden untuk menghentikan pembahasan RUU KPK. Menurutnya, ini adalah angin segar buat, karena di pemerintah SBY sebagai kepala pemerintahan, disisi lain sebagai ketua dewan pembina partai. "Semoga saja fraksinya segera mengikuti instruksi tersebut," tuntasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Langsung Tancap Gas
Redaktur : Tim Redaksi