PKS Ingatkan Pemerintah soal Vaksin Merah Putih: Jangan Salfok

Kamis, 09 September 2021 – 21:45 WIB
Politikus PKS Mulyanto meminta pemerintah tetap fokus mengejar target produksi massal vaksin Merah Putih. Ilustrasi/foto: dokumen JPNN.com/arsip

jpnn.com, JAKARTA - Politikus PKS Mulyanto meminta pemerintah tetap fokus mengejar target produksi massal vaksin Merah Putih.

Pak Mul sapaan karibnya mengingatkan jangan sampai upaya tersebut terbengkalai, karena lebih mementingkan pembangunan pabrik vaksin milik investor asing daripada mengembangkan buatan anak bangsa sendiri.

BACA JUGA: Pulang dari Pabrik Vaksin Luhut Binsar Bawa Kabar Baik

"Pemerintah jangan salfok (salah fokus, red) dalam upaya pengadaan vaksin ini. Pemerintah harus konsisten memprioritaskan vaksin inovasi anak bangsa daripada vaksin asing," kata Mulyanto menanggapi hasil kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan ke pabrik vaksin PT. Etana Biotechnologies Indonesia, di Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (8/9).

Mulyanto mengatakan proses pembuatan vaksin Merah Putih ini sudah menjelang tahap-tahap akhir.

BACA JUGA: PKS Sentil Luhut Binsar soal Penanganan Covid-19: Pemerintah Lebay

Agar proses ini dapat berjalan sesuai target, maka pemerintah perlu memberikan dukungan maksimal, agar vaksin Merah Putih hasil karya putra-putri Indonesia ini bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.

"Pak Luhut ini Menko Investasi jadi fokusnya cari investor. Sementara PKS ingin Vaksin Merah Putih, hasil inovasi anak bangsa, ini dihilirisasi dan segera disiapkan produksinya," bebernya.

BACA JUGA: PKS Sanksi soal Data Kematian Covid-19: Jangan Main-Main!

Menurutnya, vaksin Merah Putih sudah di depan mata. Bahkan, BPOM sudah mengacungi jempol Universitas Airlangga bersama Biotis Pharmaceutical.

"Kalau tidak ada aral melintang, maret 2022 sudah selesai uji klinis tahap 1-3 dan mendapat EUA dari BPOM. Arah ini yang harus didorong pemerintah," tegas Pak Mul.

Mulyanto menilai kehadiran vaksin Merah Putih mempunyai nilai strategis.

Kehadirannya bukan hanya dapat membantu negara menanggulangi pandemi Covid-19 tapi juga sebagai bukti kemajuan dunia riset biomolekular di Indonesia.

Dengan demikian kedudukan peneliti Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata oleh bangsa lain.

"Secara ekonomi kehadiran vaksin Merah Putih bisa mereduksi impor vaksin, bahkan dapat diekspor. Karena itu Pemerintah perlu menjamin proses produksi vaksin dalam negeri tidak mendapat gangguan dari pihak manapun," tegas Mulyanto.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi pabrik vaksin di Pulogadung, Jakarta Timur, dan membawa pulang kabar baik.

Menurut Koordinator PPKM Jawa-Bali itu, pabrik vaksin tersebut akan akan mengembangkan vaksin COVID-19 mRNA, dengan teknologi, yang sama dengan Pfizer.

Luhut mengunjungi PT Etana Biotechnologies Indonesia pada Selasa (7/9).

"Kemarin, saya mengunjungi satu calon pabrik vaksin yang sekarang berdiri di Pulogadung. Itu teknologi yang paling baru, mRNA, itu yang dibikin Pfizer. Sekarang kita 'curi' teknologi itu, kerja sama dengan pihak lain," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (8/9).

Etana Biotechnologies Indonesia berencana untuk memproduksi vaksin COVID-19 mRNA bekerja sama dengan Walvax Biotechnology, perusahaan asal China yang terlibat dalam riset, pengembangan, produksi, dan dan distribusi vaksin, monoclonal antibodi, dan produk darah.

Menurut Luhut, Etana sudah siap memproduksi vaksin. Dia juga menyebut kesiapan produksi vaksin di Etana sudah mendapat acungan jempol dari Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito.

Rencananya, vaksin Etana akan mulai diproduksi mulai Juni-Juli 2022 dengan total produksi mencapai 30 juta dosis pada tahap awal.

"Sekarang prosesnya jalan. Kami lihat nanti dia refilling bulan 12 (Desember). Kalau dapat emergency use authorization, nanti bisa mulai produksi tahun depan pada bulan Juni-Juli. Itu akan 30 juta dosis tahap pertama dan 70 juta dosis kemudian," kata Luhut Binsar. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler