"Namun oleh semua partai. Jadi ini adalah fenomena nasional yang melanda partai di Indonesia," kata Aboebakar di Jakarta, Minggu (14/10).
Anggota Komisi III DPR itu menambahkan, ada dua kemungkinan yang terjadi terkait penurunan suara itu. Pertama, bisa saja masyarakat sudah apatis dengan politik seiring banyaknya kasus korupsi yang ternyata dilakukan oleh para politisi.
Kedua, saat ini memang belum masa kampanye sehingga banyak partai yang belum menggerakkan mesin partainya secara maksimal. "Sehingga sangat wajar bila orientasi publik belum memikirkan soal pilihan politik pada pemilu mendatang," ungkap Aboebakar.
Politisi yang karib disapa dengan nama Abu itu menambahkan, hal yang jarang diungkap adalah jumlah responden yang belum menentukan pilihan. Alasannya, hal itu justru menunjukkan partisipasi publik dalam pemilu. "Saya yakin jumlah yang belum memberikan suara masih banyak, karena pada saat ini belum terasa suasana pemilu," ungkapnya.
Karenanya sangat wajar bila hasil survei LSI itu belum bisa mencerminkan hasil Pemilu 2014. "Namun sudah sewajarnya hal ini menjadi catatatan penting buat partai Islam, agar melakukan evaluasi dan memperbaiki kinerja. Sehingga daya saingnya akan tetap tinggi hingga nanti menjelang pemilu 2014," pungkasnya.
Seperti diketahui, LSI menyatakan, popularitas semua partai Islam seperti PKS, PPP, PAN dan PKB ada di bawah angka lima persen. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korupsi Al Quran Ancam Posisi Golkar di Pemilu 2014
Redaktur : Tim Redaksi