PKS Pertanyakan Kenapa KPK Tidak Tahan AAM

Sabtu, 02 Februari 2013 – 15:15 WIB
JAKARTA – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS), Sohibul Iman, memastikan partainya tidak akan menghabiskan energi hanya untuk mencari siapa biang konspirasi dibalik penetapan mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) menjadi tersangka korupsi.

“Sekarang ini PKS lebih berpikir ke depan. Kami tidak akan terus berkutat pada teori konspirasi. Kami serahkan semua proses hukumnya pada KPK. Kami fokus pada konsolidasi. Pembicaraan tentang teori konspirasi tidak akan mendominasi. Seruan lebih ke internal,” katanya dalam diskusi Polemik Sindo Radio "Prahara karena Sapi" di Jakarta, Sabtu (2/2).

Pada dasarnya PKS menurut anggota Komisi VII DPR RI ini, percaya dengan integritas KPK dalam melakukan penyelidikan. Namun dugaan-dugaan adanya konspirasi di balik penangkapan LHI, tidak bisa ditutupi begitu saja. Alasannya disebut sangat jelas.
 
“Pimpinan KPK tidak sepenuhnya punya rentang kendali sampai ke bawah (penyidik). Jadi kekhawatiran ditunggangi free rider, itu tetap ada. Kalau sampai ditunggangi, ini akan menurunkan integritas dan kewibawaan KPK. Tapi kalau ditanya apakah ada konspirasi, ini (biar menjadi) pekerjaan dalam kami saja,” katanya.

Kecurigaan ini cukup berdasar. Pasalnya jika disebut hasil tangkap tangan, Sohibul mencontohkan Andi Alfian Mallarangeng yang ditetapkan sebagai tersangka dimana kasuanya juga dikembangkan dari hasil tangkap tangan.

“AAM juga kan hasil pengembangan tangkap tangan. Tapi kenapa yang satu dibiarkan (belum juga ditahan,red), sementara yang satunya tidak? Kami minta keterangan atas hal ini,” katanya.

Pasca kasus ini, Sohibul memastikan PKS tidak akan berubah dan akan tetap sebagai partai kader. “Kita tidak akan berubah. PKS partai kader. Partai yang bukan partai kader, bisa keluar masuk. Tapi kalau di PKS tidak bisa. Semua harus merintis sebagai kader dari bawah,” katanya.

Sebagaimana diketahui, KPK menangkap Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang Jakarta Selatan, Rabu (30/1) malam sekitar pukul 23.30 WIB. Luthfi dijemput oleh beberapa penyidik KPK. Dari pengamatan JPNN, Luthfi dijemput dengan menggunakan mobil Kijang Innova warna hitam dengan nomor polisi B 1031 UFS.

KPK menetapkan Luthfi sebagai tersangka suap, setelah menangkap orang dekat Luthfi, Ahmad Fathana. Ahmad ditangkap karena menerima uang Rp1 miliar dari direktur PT Indoguna Utama, Juard Effendi dan Aria Abdi Effendi. Dari pengembangan penyidikan, uang tersebut rencananya akan diserahkan ke Luthfi, terkait impor daging sapi yang menjadi lahan garapan PT Indoguna Utama.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Usulkan Sepeda Motor Masuk Tol

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler