JAKARTA - Pengamat politik, Boni Hargens mengaku tidak terkejut dengan munculnya wacana tentang keluarnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari barisan koalisi pendukung pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY. Pasalnya, hubungan PKS dengan Partai Demokrat yang memimpin koalisi Demokrat memang sebenarnya sudah lama tidak harmonis.
Menurut Boni, selama ini PKS selalu bertindak bagaikan duri dalam daging di koalisi pendukung pemerintahan. Dalam beberapa hal, PKS kerap bertentangan dengan Demokrat.
"Saya pikir hubungan tidak harmonis ini meledak setelah PKS tidak loyal dalam beberapa kasus seperti kasus Century, Demokrat ditinggal dan isu isu lain," kata Boni usai acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (26/5).
Namun, lanjut Boni, retaknya hubungan kedua partai itu selalu ditutup-tutupi. Pasalnya, keduanya masih saling membutuhkan. Demokrat membutuhkan dukungan PKS yang memiliki kursi cukup signifikan di parlemen. Sementara PKS punya kepentingan untuk tetap berada di pemerintahan demi mengumpulkan sumber daya politik bagi pemilu 2014.
Keadaan berbalik ketika PKS dihantam kasus korupsi kuota impor daging sapi yang menjerat elitnya. Boni menilai terpuruknya PKS membuat partai dakwah itu kini tidak dapat banyak bersuara di dalam koalisi. "Demokrat saat ini mungkin tersenyum lihat PKS dihajar dengan kasus daging sapi dan sebagainya," pungkas Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) itu. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kita Akan Terbang dalam Cuaca Buruk
Redaktur : Tim Redaksi