NYON - Harus diakui kalau Presiden UEFA Michel Platini memiliki segudang ide untuk dilakukan di lapangan hijau. Setelah menambahkan asisten wasit di sisi garis gawang mulai Euro 2012 ini, Platini kembali memicu kontroversi. Kali ini terkait host atau tuan rumah pesta sepak bola terakbar di Eropa 2020 mendatang.
Seperti diberitakan UEFA, Minggu (1/7), pria asal Prancis itu mengemukakan usulan yang dianggap "gila" oleh semua orang. Yakni menggelar Euro di 12 atau 13 kota di beberapa kota yang ada di Eropa. Artinya, melihat jumlah kota yang disebutkan, bisa jadi tuan rumah akan lebih dari dua negara.
"Pada 2020 mendatang, kemungkinan Euro akan dilangsungkan di seluruh Eropa. Bisa jadi digelar di satu negara yang memiliki 12 stadion. Atau satu stadion namun di 12 atau 13 kota berbeda di Eropa. Keputusan ini akan didiskusikan dengan serius," kata Platini.
Hal tersebut pastinya membingungkan banyak pihak. Mulai dari pemerintah negara penyelenggara hingga para suporter. Dengan luas geografi Eropa yang membentang lebih dari 10 juta kilometer persegi, pastinya akan sangat merepotkan jika Euro tak dikonsentrasikan pada satu titik.
Meski demikian, beberapa negara dengan antusias merespon positif ide Platini yang sarat kontroversi itu. Adalah Turki yang pertama memberikan tanggapan. Bahkan Turki langsung memberikan opsi tiga negara sebagai partnernya. Yakni Wales, Skotlandia, dan Republik Irlandia.
Selain empat negara tersebut, Azerbaijan dan Georgia pun ikut mencalonkan diri sebagai host. Namun melihat keinginan Platini untuk membuat Euro kian wah, peluang Azerbaijan dan Georgia rasanya berat dan kalah saingan jika dibandingkan Turki, Skotlandia, Wales, dan Rep.Irlandia.
Meski mendapat tentangan banyak pihak karena ide liarnya tersebut, Platini menegaskan akan tetap melangkah. Pada bulan Januari atau Februari 2013 mendatang, Platini akan membahasnya dengan Komisi Eksekutif UEFA.
"Ide pembaruan memang terlihat gila dan aneh pada awalnya. Lihat apa yang terjadi saat usulan penambahan asisten wasit di garus gawang sebagai tambahan "mata" wasit di lapangan. Semua menentang. Namun setelah dilakukan tahun ini, semua memberikan dukungan," tutur Platini.
Di sisi lain, kekhawatiran umum soal suporter yang akan terpecah apabila Euro dilakukan dilebih dua negara juga dibantah Platini. "Pesimisme penjualan tiket sempat menaungi Euro kali ini. Namun buktinya kami menjual 100 persen tiket dan 98 persen stadion sellau penuh dalam setiap pertandingan," ucap pria berusia 54 tahun itu. (dra)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mulai Kompak, Tapi Mental Kurang
Redaktur : Tim Redaksi