Sebelumnya, CEO LPIS Widjajanto menyebut pelaksanaan Playoff yang harusnya digelar pada 12-16 Oktober lalu mundur karena Panitia Pelaksana (Panpel) Playoff belum siap. Widja memastikan, keputusan waktu dan lokasi pelaksanaan akan diumumkan pada 10 Oktober lalu, tapi kenyataannya sampai saat ini tak kunjung diumumkan.
Saat dikonfirmasi, Widja cukup susah dan terkesan tertutup memberikan informasi terkait pelaksanaan Playoff. Berulangkali pesan singkat yang dikirimkan tak kunjung dijawab. Demikian juga saat ditelepon, ponselnya tak kunjung diangkat meski ada nada sambung.
Hanya, saat dimention dalam jejaring social twitter, Widja sempat berkicau jika pihaknya akan segera lapor ke Exco PSSI terkait mundurnya Semen Padang dan Playoff dikaitkan dengan kuota 16 klub IPL.
"Kami akan lapor ke Exco PSSI terkait mundurnya SP (Semn Padang) s/d play off Divisi Utama dikaitkan dengan kuota IPL 16 klub seperti yang diamanatkan Exco," tuturnya.
Sayang, saat ditanya lebih lanjut tak ada satupun jawaban yang dilontarkan alumnus Universitas Airlangga Surabaya tersebut. Namun, dengan jawaban ini diisyaratkan Playoff bisa tak digelar sesuai mekanisme awal karena kuota klub IPL juga sudah berkurang. Mundurnya Semen Padang dan Persijap membuat rencana klub IPL diikuti 16 klub akan kehilangan dua slot.
Tapi, itu masih menjadi prediksi karena sebelumnya Ketua bidang kompetisi PSSI yang juga merangkap sebagai Exco PSSI, Sihar Sitorus tak akan meloloskan keinginan klub IPL yang mau menyeberang ke ISL.
"IPL dan ISL jalan sendiri-sendiri. Dengan anggota klub sesuai hasil musim sebelumnya, tidak ada yang bisa pindah kompetisi," ucapnya. (aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persib Tarik Pemain Timnas
Redaktur : Tim Redaksi