JAKARTA - Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan penandatanganan kontrak pembangunan pembangkit listrik di kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (10/7). Nantinya listrik ini akan memanfaatkan sumber energi gas, yaitu Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai di Kalimantan Tengah berkapasitas 155 Mega Watt (MW).
PLN menggandeng konsorsium Wartsila Finland Oy - PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, untuk membangun PLTMG Bangkanai berkapasitas 155 MW. PLTMG ini berlokasi di Desa Karendan, Kecamatan Lahai, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Direktur Utama PLN, Nur Pamudji dengan Regional Director PT Wartsila Finlad Oy, Mr. Sushil Purohit dan Direktur PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, Harry Nugroho.
Nur menyatakan, ini merupakan sejarah, bahwa pemimpin dari konsorsium adalah perusahaan manufaktur asing, Wartsila Finland Oy. Biasanya kata Nur, konsorsium dipimpin oleh perusahaan Indonesia dan perusahaan asing menjadi anggotanya.
"Sekarang perusahaan asing yang menjalin kontrak dengan PLN. Saya harap ini merupakan kecenderungan bahwa perusahaan manufaktur asing dapat langsung menandatangani kontrak dengan PLN," papar Nur melalui keterangan tertulisnya, Rabu (10/7).
Keikutsertaan PT Pembangunan Perumahan dalam konsorsium ini juga merupakan salah satu bentuk sinergi antar BUMN dalam mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Pembangunan proyek PLTMG ini sangat penting untuk memanfaatkan gas yang ada di Kalimantan Tengah. “Tidak ada yang menggunakan gas ini kecuali PLN. Gas yang ada sekarang 20 MMBTUD tapi 4 MMBTUD dipakai oleh perusahaan lain. Jadi hanya 16 MMBTUD yang diserap oleh PLN," terang Nur.
Nur menyebutkan pembangunan konstruksi pembangkit listrik berbahan bakar gas ini membutuhkan waktu sekitar 15 bulan, terhitung dari dimulainya kontrak efektif, dan diperkirakan PLTMG Bangkanai berkapasitas 155 MW sudah dapat memperkuat sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng) paling cepat pada akhir 2014.
"Jika nanti PLTMG Bangkanai beroperasi, maka ada 4 sistem kelistrikan yang selama ini isolated (operasi terpisah), yaitu Muara Teweh (8 MW), Buntok (10 MW), Batu Licin (12 MW) dan Sampit (33 MW), akan interconnected (terhubung-red) dengan sistem Kalselteng," urai Nur.
Penggunaan BBM untuk 60 MW PLTD tersebut akan berganti dengan suplai listrik dengan bahan bakar gas. Potensi penghematan BBM solar yang akan didapat sebesar 245.000 kilo liter per tahun atau sekitar Rp 1,6 triliun per tahun. (chi/jpnn)
PLN menggandeng konsorsium Wartsila Finland Oy - PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, untuk membangun PLTMG Bangkanai berkapasitas 155 MW. PLTMG ini berlokasi di Desa Karendan, Kecamatan Lahai, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Direktur Utama PLN, Nur Pamudji dengan Regional Director PT Wartsila Finlad Oy, Mr. Sushil Purohit dan Direktur PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, Harry Nugroho.
Nur menyatakan, ini merupakan sejarah, bahwa pemimpin dari konsorsium adalah perusahaan manufaktur asing, Wartsila Finland Oy. Biasanya kata Nur, konsorsium dipimpin oleh perusahaan Indonesia dan perusahaan asing menjadi anggotanya.
"Sekarang perusahaan asing yang menjalin kontrak dengan PLN. Saya harap ini merupakan kecenderungan bahwa perusahaan manufaktur asing dapat langsung menandatangani kontrak dengan PLN," papar Nur melalui keterangan tertulisnya, Rabu (10/7).
Keikutsertaan PT Pembangunan Perumahan dalam konsorsium ini juga merupakan salah satu bentuk sinergi antar BUMN dalam mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Pembangunan proyek PLTMG ini sangat penting untuk memanfaatkan gas yang ada di Kalimantan Tengah. “Tidak ada yang menggunakan gas ini kecuali PLN. Gas yang ada sekarang 20 MMBTUD tapi 4 MMBTUD dipakai oleh perusahaan lain. Jadi hanya 16 MMBTUD yang diserap oleh PLN," terang Nur.
Nur menyebutkan pembangunan konstruksi pembangkit listrik berbahan bakar gas ini membutuhkan waktu sekitar 15 bulan, terhitung dari dimulainya kontrak efektif, dan diperkirakan PLTMG Bangkanai berkapasitas 155 MW sudah dapat memperkuat sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng) paling cepat pada akhir 2014.
"Jika nanti PLTMG Bangkanai beroperasi, maka ada 4 sistem kelistrikan yang selama ini isolated (operasi terpisah), yaitu Muara Teweh (8 MW), Buntok (10 MW), Batu Licin (12 MW) dan Sampit (33 MW), akan interconnected (terhubung-red) dengan sistem Kalselteng," urai Nur.
Penggunaan BBM untuk 60 MW PLTD tersebut akan berganti dengan suplai listrik dengan bahan bakar gas. Potensi penghematan BBM solar yang akan didapat sebesar 245.000 kilo liter per tahun atau sekitar Rp 1,6 triliun per tahun. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amankan Pasokan BBM, Pertamina Gandeng Kepolisian
Redaktur : Tim Redaksi