JAKARTA – Dalam sepuluh tahun ke depan, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membutuhkan dana investasi sebesar USD 97,1 miliar atau rata-rata USD 9,7 miliar per tahun. Investasi sebesar itu dialokasikan untuk penambahan pembangunan pembangkit listrik, pembangunan infrastruktur transmisi dan distribusi.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji saat peluncuran Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2011-2020 di Kantor Dirjen Ketenagalistrikan, Jakarta, menjelaskan, pertumbuhan kelistrikan nasional dalam sepuluh tahun ke depan diperkirakan mencapai 9,2 persen tiap tahunnya. Pertumbuhan paling tinggi akan terjadi di Indonesia Timur sebesar 10,6 persen, disusul Indonesia Barat 10,2 persen, dan pertumbuhan kelistrikan di Jawa Bali sebesar 8,97 persen per tahun.
’’Pertumbuhan kelistrikan ini harus diimbangi oleh penambahan pembangkit, sehingga kita tidak mengalami kekurangan pasokan,’’ kata Nur Pamudji di Jakarta, Jumat (24/2).
Penambahan pembangkit listrik untuk seluruh Indonesia sampai dengan 2020 diperkirakan mencapai 55.484 MW, dengan rata-rata penambahan pembangkit sebesar 5.500 MW per tahun. Dari jumlah itu, sumber daya kelistrikan terbesar masih bersumber dari batubara. Sebab, cadangan batubara Indonesia sangat besar. (dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belum Ada Payung Hukum Kenaikan BBM
Redaktur : Tim Redaksi