"Tujuan dari pembangunan kabel bawah laut itu memang de-dieselisasi (membebaskan dari mesin diesel) yang mengkonsumsi solar sangat banyak, lagian suara mesin dieselnya sangat bising sehingga mengganggu wisatawan yang berkunjung," ujar General Manager NTB, Akbar Ali saat meninjau titik penyambungan (landing point) kabel darat dengan kabel bawah laut di Pantai Sire, Lombok, Selasa (23/10).
Sesuai dengan kondisi geografisnya, pusat wisata di Lombok terdiri dari tiga pulau yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Selama ini ketiga pulau ini mengandalkan listrik dari generator diesel berkapasitas besar yang mencapai 1,2 megawatt (MW).
Dengan gencarnya pariwisata, terakhir konsumsi listrik tiga pulau it mencapai 1,2 MW. "Banyak hotel dan resort yang konsumsi listriknya besar," tegasnya
Oleh karena itu, melalui perhitungan yang matang, PLN memilih untuk membangun kabel bawah laut untuk menyalurkan listrik dari Pulau Lombok yang surplus daya. Pembangunan kabel listrik bawah laut sepanjang 4,2 kilometer itu telah selesai dipasang dan dioperasikan mulai September tahun ini. "Investasinya mencapai Rp 49 miliar," terangnya
Sistem penyambungan dua arah dilakukan untuk mengaliri listrik di tiga pulau tersebut. Sambungan pertama dilakukan dari Pulau Lombok langsung ke Pulau Gili Trawangan sebagai lokasi pariwisata teramai.
Sambungan kedua menyisir pulau terdekat yaitu Gili Air, kemudian ke Gili Meno, baru ke Gili Trawangan. "Dengan begitu kalau salah satu putus, bisa dialihkan ke kabel satunya," kata dia
Dengan dihentikannya operasional mesin diesel, PLN mengaku untung besar, karena penghematan biaya solar mencapai Rp 22 miliar pertahun. Setelah tersambung dengan kabel bawah laut, ketiga pulau itu kini bergantung pasokan listrik dari Pulau Lombok dengan dibangunnya PLTU Jeranjang 3X25 MW. "Di Jeranjang 2X25 MW proyek fastrack, dan 1X25MW proyek APBN," tuturnya
Namun disisi lain PLN masih mencari jalan keluar atas pemanfaatan listrik subsidi oleh Hotel dan Resort di ketiga pulau itu yang banyak dikuasai investor asing. Biaya pokok produksi (BPP) listrik di Lombok mencapai Rp 1000 per KWH (kilowatt perjam), sementara dijual ke Hotel dan Resort hanya Rp 700 per KWH. "Rencana mereka tidak akan kami beri tarif subsidi," sebutnya.
Pihaknya mengaku gembira proyek penyambungan kabel bawah laut di ketiga pulau tersebut telah selesai. Setidaknya, masyarakat sekitar tidak perlu khawatir listrik mati karena pasokan solar untuk generator diesel belum kunjung datang. "Sebelumnya sering terjadi seperti itu, kalau ombak besar pasokan solar terhambat, pulau gelap gulita," jelasnya. (wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pupuk Subsidi Langka
Redaktur : Tim Redaksi