PLN Tekan Susut Jaringan

Rabu, 26 Juni 2013 – 08:06 WIB
SURABAYA- Sejalan dengan pemangkasan anggaran subsidi listrik, PT PLN Persero juga melakukan efisiensi sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan dapat ditekan. Seperti mengurangi susut jaringan yang tahun ini ditargetkan sebesar 8,5 persen. Sedangkan posisi sekarang susut jaringan masih berada di kisaran 9,3-9,4 persen.

Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Benny Marbun mengatakan selama penyaluran listrik meningkat, maka subsidi juga ikut mengalami kenaikan. Oleh karena itu, pihaknya turut memperbaiki efisiensi, sehingga kinerja perusahaan dapat meningkat. "Jadi, posisi PLN tidak buruk-buruk banget. Di antaranya efisiensi dalam hal susut jaringan sampai efisiensi di tingkat hulu atau pembangkit," katanya saat acara sosialisasi tarif tenaga listrik dan subsidi listrik di Surabaya, Selasa (25/6).

Dijelaskan, efisiensi susut jaringan dengan mengurangi energi listrik yang hilang selama proses pendistribusian dari pembangkit sampai ke konsumen. 2008 lalu, bank dunia mencatat susut jaringan energi listrik rata-rata di indonesia mencapai10,06 persen. Sekarang, susut jaringan berada di posisi 9,3-9,4 persen. "Di negara lain seperti Korea dan Jepang mampu menekan susut jaringan hingga 4-5 persen," urainya.

Targetnya tahun ini dapat menekan susut jaringan di kisaran 8,5 persen. Tapi, lanjut dia, tidak mudah untuk mencapai target tersebut. Sebab untuk kasus tertentu terbilang sulit, seperti menempatkan trafo. "kalau menempatkan trafo di pinggir jalan besar mudah, tapi yang sulit kalau masuk di gang-gang. Karena tidak semua penduduk mau rumah mereka berdekatan dengan trafo," tuturnya.

Selain itu, juga efisiensi pembangkit yang menelan hampir 72 persen dari biaya operasional. Benny menjelaskan untuk mengoperasikan pembangkit khususnya yang berbahan bakar minyak, PLN membeli dengan harga industri.

"Di Malaysia, perusahaan listriknya membeli energi primer dengan harga subsidi. Sedangkan kita, kalau solar di SPBU harganya Rp 5.500 per liter, maka kita beli seharga Rp 9.000 per liter," ungkapnya. Karena itu, pengembangan pembangkit-pembangkit baru diperlukan. Tahun ini, dikembangkan PLTU dan pembangkit dengan tenaga air.

"Nah itu diikuti dengan kemudahan-kemudahan bagi konsumen dalam mengajukan sambungan listrik. Sekarang, cukup melalui call center maupun email sudah bisa," tukasnya. Sementara, kenaikan tarif tenaga listrik secara bertahap tahun ini tidak mempengaruhi pertumbuhan pemakaian listrik. Tercatat, pemakaian listrik meningkat 9-10 persen. (res)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Senang BUMN Bersinergi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler